Ratusan penumpang terlantar di Yogyakarta
19 November 2014 10:48 WIB
Terminal Bus Giwangan di Yogyakarta. Ratusan penumpang di terminal itu terlantar karena sejumlah bus mogok operasi untuk memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. (ANTARA FOTO/Noveradika)
Yogyakarta (ANTARA News) - Ratusan penumpang, khususnya yang akan menuju Jawa Tengah bagian utara dan barat, terlantar di Terminal Giwangan Yogyakarta karena bus-bus mogok setelah kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.
"Penumpang yang terlantar rata-rata akan melakukan perjalanan ke Semarang, Purwokerto, dan Purworejo. Sejak sekitar pukul 09.00 WIB, sudah tidak ada bus yang masuk ke terminal untuk tujuan tersebut," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Terminal Yogyakarta Bekti Zunanta di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, bus dari Jawa Tengah bagian barat dihentikan di Purworejo, sedangkan bus dari Semarang dihentikan di Magelang.
Meski demikian, ia melanjutkan, bus tujuan Solo dan Surabaya masih beroperasi meskipun jumlahnya tidak sebanyak hari biasa.
Seorang calon penumpang di Terminal Giwangan, Sutami, gelisah karena sudah lebih dari dua jam menunggu bus ke Purworejo namun tidak ada bus yang datang.
"Sudah ingin cepat sampai di Purworejo untuk menengok cucu, tapi tidak ad bus yang datang. Jika ada bus bantuan, tentu saya sangat senang," katanya.
Sedangkan angkutan perkotaan di Yogyakarta seperti Transjogja dan bus antar kota dalam provinsi (AKDP) tujuan sejumlah kabupaten di Daerah Intimewa Yogyakarta masih beroperasi.
Ketua DPD Organda DIY Agus Adriyanto mengatakan penghentian operasi dilakukan mengikuti keputusan nasional sebagai bentuk keprihatinan atas kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.
"Harapannya, pemerintah lebih peduli terhadap angkutan darat," katanya. Pengentian operasi bus tersebut rencananya dilakukan satu hari.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Daerah Istimewa Yogyakarta Budi Antono mengatakan pemerintah daerah sudah menyiapkan antisipasi jika angkutan umum tidak beroperasi setelah Organisasi Angkutan Darat (Organda) menginstruksikan pemogokan setelah harga bahan bakar minyak bersubsidi naik.
"Kami segera lakukan koordinasi dengan Organda DIY dan disepakati bahwa armada Transjogja, taksi dan Damri tetap beroperasi, begitu pula bus AKDP. Kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada pihak-pihak yang tetap mengutamakan pelayanan kepada masyarakat," katanya.
Selain berkoordinasi dengan Organda DIY, pemerintah daerah juga berkoordinasi dengan TNI/Polri serta pemerintah kota/kabupaten.
Korem 072 Pamungkas akan menyiapkan delapan bus, dan tujuh truk dengan 34 pengemudi, sedangkan Damri menyiapkan empat bus, Pemerintah Kota Yogyakarta menyiagakan lima bus, Pemkab Bantul empat bus, Pemkab Kulon Progo dua bus dan Pemkab Gunung Kidul menyiapkan tiga bus.
Kendaraan yang disiapkan tersebut akan memberikan pelayanan hingga ke Magelang atau Purworejo, dan penumpang bisa melanjutkan perjalanan menuju ke kota berikutnya.
"Penumpang yang terlantar rata-rata akan melakukan perjalanan ke Semarang, Purwokerto, dan Purworejo. Sejak sekitar pukul 09.00 WIB, sudah tidak ada bus yang masuk ke terminal untuk tujuan tersebut," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Terminal Yogyakarta Bekti Zunanta di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, bus dari Jawa Tengah bagian barat dihentikan di Purworejo, sedangkan bus dari Semarang dihentikan di Magelang.
Meski demikian, ia melanjutkan, bus tujuan Solo dan Surabaya masih beroperasi meskipun jumlahnya tidak sebanyak hari biasa.
Seorang calon penumpang di Terminal Giwangan, Sutami, gelisah karena sudah lebih dari dua jam menunggu bus ke Purworejo namun tidak ada bus yang datang.
"Sudah ingin cepat sampai di Purworejo untuk menengok cucu, tapi tidak ad bus yang datang. Jika ada bus bantuan, tentu saya sangat senang," katanya.
Sedangkan angkutan perkotaan di Yogyakarta seperti Transjogja dan bus antar kota dalam provinsi (AKDP) tujuan sejumlah kabupaten di Daerah Intimewa Yogyakarta masih beroperasi.
Ketua DPD Organda DIY Agus Adriyanto mengatakan penghentian operasi dilakukan mengikuti keputusan nasional sebagai bentuk keprihatinan atas kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.
"Harapannya, pemerintah lebih peduli terhadap angkutan darat," katanya. Pengentian operasi bus tersebut rencananya dilakukan satu hari.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Daerah Istimewa Yogyakarta Budi Antono mengatakan pemerintah daerah sudah menyiapkan antisipasi jika angkutan umum tidak beroperasi setelah Organisasi Angkutan Darat (Organda) menginstruksikan pemogokan setelah harga bahan bakar minyak bersubsidi naik.
"Kami segera lakukan koordinasi dengan Organda DIY dan disepakati bahwa armada Transjogja, taksi dan Damri tetap beroperasi, begitu pula bus AKDP. Kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada pihak-pihak yang tetap mengutamakan pelayanan kepada masyarakat," katanya.
Selain berkoordinasi dengan Organda DIY, pemerintah daerah juga berkoordinasi dengan TNI/Polri serta pemerintah kota/kabupaten.
Korem 072 Pamungkas akan menyiapkan delapan bus, dan tujuh truk dengan 34 pengemudi, sedangkan Damri menyiapkan empat bus, Pemerintah Kota Yogyakarta menyiagakan lima bus, Pemkab Bantul empat bus, Pemkab Kulon Progo dua bus dan Pemkab Gunung Kidul menyiapkan tiga bus.
Kendaraan yang disiapkan tersebut akan memberikan pelayanan hingga ke Magelang atau Purworejo, dan penumpang bisa melanjutkan perjalanan menuju ke kota berikutnya.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014
Tags: