Tidak ada antrean sesudah kenaikan BBM
18 November 2014 19:39 WIB
ilustrasi Seorang personel polisi menjaga SPBU yang dipadati antrean kendaraan yang membeli BBM di SPBU kawasan Tepus, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Rudi Mulya) (
Cianjur (ANTARA News) - Tidak ada antrean kendaraan di sejumlah SPBU di Cianjur, Jabar, setelah satu hari pemerintah Jokowi-JK secara resmi mengumumkan kenaikan BBM, meskipun pada malam sebelumnya sempat terlihat antrean di sejumlah SPBU, kata sejumlah petugas SPBU.
Dilaporkan, dari pagi hingga malam, Selasa, di sejumlah SPBU yang ada di Cianjur tidak terlihat kendaraan yang mengantre untuk mengisi BBM. Bahkan sejumlah petugas di sejumlah SPBU tersebut, mengatakan tidak terlihat kepanikan warga sebelum dan sesudah BBM dinaikan secara resmi pada Senin malam.
Sebelum BBM dinaikan secara resmi, antrean kendaraan yang hendak mengisi BBM didominasi kendaraan roda dua dan angkutan umum, namun ungkap petugas, antrean tersebut tidak berlangsung lama dan sebagian besar pembeli dapat terlayani.
"Memang sebelum pukul 00.00 WIB, sempat terjadi antrean kendaraan yang hendak mengisi BBM karena secara resmi harga dinaikan pemerintah sebesar Rp2000 rupiah untuk masing-masing jenis. Namun antrean tidak sempat meluber hingga keluar area SPBU, rata-rata yang mengisi pengendara sepeda motor," kata Jamal petugas SPBU di Jalan Raya Cipanas-Cianjur, Selasa.
Dia menjelaskan sebelum dinaikan secara resmi pada Senin malam, sejak pagi hingga sore menjelang, tingkat penjualan BBM berbagai jenis belum mengalami lonjakan, namun menjelang tengah malam sempat terlihat antrean panjang kendaraan dengan jumlah yang meningkat hingga lima kali lipat dibandingkan beberapa jam sebelumnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Hiswanamigas Cianjur, Haris, mengatakan, meskipun secara resmi BBM dinaikan pemerintah, tidak terjadi kepanikan terlihat di sejumlah wilayah terutama di SPBU yang ada di Cianjur. Sebelumnya, ungkap dia, pihaknya telah mengimbau pengelola SPBU agar mengosongkan stok BBM.
Hal tersebut, tutur dia, untuk menjaga ketika terjadi antrean menjelang pengumuman resmi kenaikan BBM, dapat terlayani dan tidak terjadi kepanikan warga saat mengantre.
"Sampai sore ini, kami tidak mendapat laporan adanya keresahan dan antrean yang cukup panjang sebelum dan setelah harga BBM dinaikan," katanya.
Dilaporkan, dari pagi hingga malam, Selasa, di sejumlah SPBU yang ada di Cianjur tidak terlihat kendaraan yang mengantre untuk mengisi BBM. Bahkan sejumlah petugas di sejumlah SPBU tersebut, mengatakan tidak terlihat kepanikan warga sebelum dan sesudah BBM dinaikan secara resmi pada Senin malam.
Sebelum BBM dinaikan secara resmi, antrean kendaraan yang hendak mengisi BBM didominasi kendaraan roda dua dan angkutan umum, namun ungkap petugas, antrean tersebut tidak berlangsung lama dan sebagian besar pembeli dapat terlayani.
"Memang sebelum pukul 00.00 WIB, sempat terjadi antrean kendaraan yang hendak mengisi BBM karena secara resmi harga dinaikan pemerintah sebesar Rp2000 rupiah untuk masing-masing jenis. Namun antrean tidak sempat meluber hingga keluar area SPBU, rata-rata yang mengisi pengendara sepeda motor," kata Jamal petugas SPBU di Jalan Raya Cipanas-Cianjur, Selasa.
Dia menjelaskan sebelum dinaikan secara resmi pada Senin malam, sejak pagi hingga sore menjelang, tingkat penjualan BBM berbagai jenis belum mengalami lonjakan, namun menjelang tengah malam sempat terlihat antrean panjang kendaraan dengan jumlah yang meningkat hingga lima kali lipat dibandingkan beberapa jam sebelumnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Hiswanamigas Cianjur, Haris, mengatakan, meskipun secara resmi BBM dinaikan pemerintah, tidak terjadi kepanikan terlihat di sejumlah wilayah terutama di SPBU yang ada di Cianjur. Sebelumnya, ungkap dia, pihaknya telah mengimbau pengelola SPBU agar mengosongkan stok BBM.
Hal tersebut, tutur dia, untuk menjaga ketika terjadi antrean menjelang pengumuman resmi kenaikan BBM, dapat terlayani dan tidak terjadi kepanikan warga saat mengantre.
"Sampai sore ini, kami tidak mendapat laporan adanya keresahan dan antrean yang cukup panjang sebelum dan setelah harga BBM dinaikan," katanya.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: