Nilai rupiah naik jadi Rp12.125 per dolar
18 November 2014 17:39 WIB
Pada kurs tengah Bank Indonesia, Selasa (18/11), nilai rupiah bergerak naik dari Rp12.193 per dolar AS menjadi Rp12.146 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore naik 55 poin menjadi Rp12.125 per dolar AS dibandingkan posisi terakhir kemarin Rp12.180 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova mengatakan kenaikan itu antara lain dipengaruhi oleh respons positif pelaku pasar keuangan di dalam negeri terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Adanya kepastian kenaikan harga BBM subsidi itu, mendorong kepercayaan investor bahwa ekonomi Indonesia ke depan dapat menjadi lebih baik," ujarnya.
Kenaikan harga BBM subsidi, ia mengatakan, diharapkan membuka ruang fiskal untuk pembangunan infrastruktur.
"Membaiknya infrastruktur, akan menjadi daya tarik investor untuk menempatkan dananya ke Indonesia," katanya.
Selanjutnya, ia mengatakan, pelaku pasar menanti kebijakan Bank Indonesia untuk menjaga inflasi setelah kenaikan harga BBM bersubsidi.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan sentimen dari pemangkasan anggaran untuk subsidi BBM dapat memberikan lebih banyak dana luang untuk belanja modal dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Dana luang itu dapat digunakan untuk keperluan lainnya, terutama belanja infrastruktur dan permodalan, yang mana dapat mendorong outlook perekonomian dalam jangka panjang," katanya.
Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi jenis premium dari Rp6.500 per liter menjadi Rp8.500 per liter dan solar dari Rp5.500 per liter menjadi Rp7.500 per liter mulai Selasa (18/11) pukul 00.00 WIB.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova mengatakan kenaikan itu antara lain dipengaruhi oleh respons positif pelaku pasar keuangan di dalam negeri terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Adanya kepastian kenaikan harga BBM subsidi itu, mendorong kepercayaan investor bahwa ekonomi Indonesia ke depan dapat menjadi lebih baik," ujarnya.
Kenaikan harga BBM subsidi, ia mengatakan, diharapkan membuka ruang fiskal untuk pembangunan infrastruktur.
"Membaiknya infrastruktur, akan menjadi daya tarik investor untuk menempatkan dananya ke Indonesia," katanya.
Selanjutnya, ia mengatakan, pelaku pasar menanti kebijakan Bank Indonesia untuk menjaga inflasi setelah kenaikan harga BBM bersubsidi.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan sentimen dari pemangkasan anggaran untuk subsidi BBM dapat memberikan lebih banyak dana luang untuk belanja modal dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Dana luang itu dapat digunakan untuk keperluan lainnya, terutama belanja infrastruktur dan permodalan, yang mana dapat mendorong outlook perekonomian dalam jangka panjang," katanya.
Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi jenis premium dari Rp6.500 per liter menjadi Rp8.500 per liter dan solar dari Rp5.500 per liter menjadi Rp7.500 per liter mulai Selasa (18/11) pukul 00.00 WIB.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014
Tags: