Pengusaha Jakarta akuisisi perusahaan pengolah limbah Pontianak
17 November 2014 20:53 WIB
ilustrasi Petani memanen buah kelapa sawit di ladangnya, Nagari Tapakis, Padangpariaman, Sumbar, Rabu (4/6). (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra) (
Pontianak (ANTARA News) - Pengusaha wanita asal Jakarta Dina Rimandra, siap mengembangkan usaha pengolahan limbah di sejumlah kota di Indonesia seiring akuisisi perusahaan serupa dari pengusaha Pontianak.
"Saya tertarik untuk terjun total ke bisnis daur ulang ini, karena peluangnya masih sangat besar," kata Dina Rimandra saat dihubungi di Pontianak, Senin.
Menurut dia, bidang usaha limbah nonorganik ini memang berbeda dengan usaha yang ia jalani saat ini.
"Karena selain dapat menjaga lingkungan, juga menghasilkan nilai ekonomis yang baik," ujar dia.
Ia yakin, selama manusia masih menggunakan plastik, usaha pengolahan limbah itu akan berkelanjutan sehingga mempunyai prospek luar biasa kedepannya.
Selain itu, pasar yang dituju juga sudah jelas. Misalnya, mengekspor biji plastik yang siap didaur ulang ini ke Tiongkok, Korea dan India.
Dina sebelumnya berusaha di bidang "food and beverages" ini. Di Pontianak, Dina bekerja sama dengan pengusaha muda Indra Noviansyah.
Indra Noviansyah yang pernah menjadi delegasi "Asia Young Leader" di Brunei Darussalam tahun 2013, memiliki pabrik pengolahan limbah yang telah berjalan lebih dari lima tahun.
Kehadirannya di Brunei Darussalam membuat Indra Noviansyah dipikat oleh Pemerintah Brunei untuk mengolah limbahnya.
Ia juga juga mempunyai cabang perusahaan di Miri, Malaysia, dan bersama beberapa pengusaha muda lain di Indonesia, Novint menjalankan bisnis "recycling" atau daur ulang di tujuh kota besar.
Kemajuan pesat usahanya itu menarik minat Dina Rimandra untuk bergabung kedalam perusahaan. Dina Rimandra siap mengakuisisi 40 persen saham PT Limbahagia milik Indra Noviansyah.
"Saya bersyukur dan berterima kasih karena baru saja mendapat partner seorang perempuan. Jarang sekali perempuan yang peduli akan lingkungan dan mau terjun ke tempat yang dianggap kotor," ujar Indra Noviansyah.
Saat ke Pontianak, Dina Rimandra juga menyempatkan diri meninjau pembuangan limbah sawit untuk melihat potensi limbahnya.
"Selama ini limbah sawit dibuang begitu saja, padahal saya melihat limbah tersebut memiliki nilai ekonomis yang bisa dihasilkan. Limbah yang berbahaya bagi lingkungan tersebut, akan menjadi sesuatu yang bernilai jika dikelola dengan teknologi tepat guna, apalagi tingginya permintaan negara luar atas produk turunan limbah sawit ini," kata dia.
Ke depan, akuisisi senilai tiga juta dolar AS akan segera dilaksanakan oleh Dina Rimandra dan Indra Noviansyah serta mitra lainnya untuk pendanaan beberapa pabrik melalui Limbahagia Corporation. Pengembangan usaha sejenis akan dibangun oleh Dina Rimandra di Bogor, Lampung, Bali dan Banjarmasin.
"Saya tertarik untuk terjun total ke bisnis daur ulang ini, karena peluangnya masih sangat besar," kata Dina Rimandra saat dihubungi di Pontianak, Senin.
Menurut dia, bidang usaha limbah nonorganik ini memang berbeda dengan usaha yang ia jalani saat ini.
"Karena selain dapat menjaga lingkungan, juga menghasilkan nilai ekonomis yang baik," ujar dia.
Ia yakin, selama manusia masih menggunakan plastik, usaha pengolahan limbah itu akan berkelanjutan sehingga mempunyai prospek luar biasa kedepannya.
Selain itu, pasar yang dituju juga sudah jelas. Misalnya, mengekspor biji plastik yang siap didaur ulang ini ke Tiongkok, Korea dan India.
Dina sebelumnya berusaha di bidang "food and beverages" ini. Di Pontianak, Dina bekerja sama dengan pengusaha muda Indra Noviansyah.
Indra Noviansyah yang pernah menjadi delegasi "Asia Young Leader" di Brunei Darussalam tahun 2013, memiliki pabrik pengolahan limbah yang telah berjalan lebih dari lima tahun.
Kehadirannya di Brunei Darussalam membuat Indra Noviansyah dipikat oleh Pemerintah Brunei untuk mengolah limbahnya.
Ia juga juga mempunyai cabang perusahaan di Miri, Malaysia, dan bersama beberapa pengusaha muda lain di Indonesia, Novint menjalankan bisnis "recycling" atau daur ulang di tujuh kota besar.
Kemajuan pesat usahanya itu menarik minat Dina Rimandra untuk bergabung kedalam perusahaan. Dina Rimandra siap mengakuisisi 40 persen saham PT Limbahagia milik Indra Noviansyah.
"Saya bersyukur dan berterima kasih karena baru saja mendapat partner seorang perempuan. Jarang sekali perempuan yang peduli akan lingkungan dan mau terjun ke tempat yang dianggap kotor," ujar Indra Noviansyah.
Saat ke Pontianak, Dina Rimandra juga menyempatkan diri meninjau pembuangan limbah sawit untuk melihat potensi limbahnya.
"Selama ini limbah sawit dibuang begitu saja, padahal saya melihat limbah tersebut memiliki nilai ekonomis yang bisa dihasilkan. Limbah yang berbahaya bagi lingkungan tersebut, akan menjadi sesuatu yang bernilai jika dikelola dengan teknologi tepat guna, apalagi tingginya permintaan negara luar atas produk turunan limbah sawit ini," kata dia.
Ke depan, akuisisi senilai tiga juta dolar AS akan segera dilaksanakan oleh Dina Rimandra dan Indra Noviansyah serta mitra lainnya untuk pendanaan beberapa pabrik melalui Limbahagia Corporation. Pengembangan usaha sejenis akan dibangun oleh Dina Rimandra di Bogor, Lampung, Bali dan Banjarmasin.
Pewarta: Teguh Imam Wibowo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: