Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Idrus Marham mendukung Aburizal Bakrie kembali memimpin partai berlambang pohon beringin itu.

"Saya dukung Aburizal, walaupun tidak memiliki suara. Ya, sebagai sekjen, saya tidak memiliki suara," kata Idrus setelah mewakili Koalisi Merah Putih menandatangani nota kesepahaman dengan Koalisi Indonesia Hebat di kantor DPR di Jakarta, Senin.

Saat ini, kata dia, belum ada calon lain yang menyatakan akan mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Mungkin, katanya, hal itu disebabkan pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) DPP Partai Golkar belum ditetapkan.

Jadwal Munas DPP Partai Golkar akan diputuskan dalam Rapat Pimpinan Nasional DPP Partai Golkar yang diselenggarakan di Yogyakarta mulai Senin untuk selama beberapa hari.

"Besok saya ke Yogyakarta untuk mengikuti kegiatan itu," katanya.

Idrus memastikan Munas DPP Partai Golkar diselenggarakan awal 2015. Namun, waktu dan tempat pelaksanaan belum diputuskan.

"Sudah ada komitmen seluruh pengurus untuk melaksanakannya awal tahun 2015," ujarnya.

Dia menganggap kubu-kubu pendukung yang muncul menjelang Munas DPP Partai Golkar merupakan hal yang biasa. Namun, kubu-kubu itu diharapkan memiliki semangat bersama untuk membesarkan Partai Golkar.

"Jangan menebar fitnah dan melakukan kampanye hitam. Itu tidak baik," katanya.

Pada kesempatan sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Fadel Muhammad menyatakan tidak mencalonkan diri pada Musyawarah Nasional Partai Golkar lantaran mengalah kepada Aburizal Bakrie.

"Pak Aburizal kan mau maju lagi, jadi saya dari awal mendukungnya. Mengalah untuk menanglah," katanya.

Semula, dia berniat mencalonkan diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar. Apalagi sebanyak 11 pengurus DPD I Partai Golkar mendukungnya.

"Tapi karena Pak Aburizal maju lagi, saya berniat untuk mendukungnya. Pak Aburizal itu layak melanjutkan kepemimpinannya," ujarnya.

Fadel yang saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi XI DPR itu, mengatakan tidak ada polemik menjelang Musyawarah Nasional Partai Golkar. Persoalan yang terjadi justru seluruh pengurus ingin kader terbaiknya memimpin Golkar.

"Yang terjadi ini bagus, dinamika politik di internal Golkar berjalan baik, bukan polemik. Saya pikir itu bagus," katanya.