Empat kecamatan di Madiun rawan puting beliung
15 November 2014 19:31 WIB
ilustrasi--Sejumlah warga membersihkan reruntuhan rumah yang roboh di Desa Paron, Ngawi, Jatim, Selasa (11/11). Angin puting beliung melanda tiga desa (Dawu, Paron, Gelung) mengakibatkan sedikitnya 5 rumah hancur, 9 rusak berat dan ratusan lainnya rusak sedang, serta ribuan pohon tumbang. (ANTARA FOTO/Siswowidodo) ()ilustra
Madiun (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, memetakan empat dari 15 kecamatan yang ada di wilayah setempat merupakan daerah rawan bencana angin ribut atau puting beliung selama musim hujan berlangsung.
"Tercatat ada empat kecamatan yang menjadi langganan diterjang angin ribut, yaitu Kecamatan Pilangkenceng, Balerejo, Wungu dan Saradan," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun Edy Hariyanto, kepada wartawan, Sabtu.
Menurut dia, keempat kecamatan tersebut rawan angin puting beliung karena selain faktor cuaca, juga karena vegetasi hutan di wilayah setempat berkurang.
"Angin kencang di atas kecepatan normal bisa menimbulkan bencana karena berkurangnya jumlah pohon yang bisa berfungsi sebagai penahan angin di empat kecamatan tersebut," kata Edy.
Ia menjelaskan, hampir semua kecamatan di Madiun rawan terhadap bencana alam saat musim hujan berlangsung. Sehingga, warga Kabupaten Madiun yang berdomisili di daerah rawan tersebut diminta untuk waspada jika curah hujan sedang tinggi.
Sesuai pemetaan, untuk daerah rawan bencana banjir sering melanda Kecamatan Balerejo dan Kecamatan Wungu. Sebab, wilayah tersebut berada di aliran Bengawan Madiun. Anak sungai Bengawan Madiun yang melintasi dua kecamatan tersebut selalu meluap jika ketinggian air Bengawan Madiun meningkat.
Sedangkan bencana tanah longsor sering terjadi di Kecamatan Saradan, Gemarang, Kare dan Dagangan. Keempatnya berada di lereng Gunung Wilis.
Sejak memasuki musim hujan tahun 2014, telah terjadi dua kali angin puting beliung di wilayah Madiun. Angin puting beliung melanda bangunan MI Maarif Kebonsari, Kecamatan Kebonsari, hingga merusak dua kelas di sekolah tersebut.
Sedangkan bencana angin puting beliung yang terkahir terjadi di dua desa di Kecamatan Balerejo, yakni Desa Sogo dan Kedungrejo. Akibat terjangan angin tersebut, lima rumah warga mengalami rusak berat, tiga rumah rusak sedang, ratusan rumah rusak ringan, dan 90 pohon jati yang ditanam warga di desa setempat roboh.
Mengenai bantuan rehabilitasi rumah yang menjadi korban puting beliung, BPBD akan melaporkan ke Dinsosnakertrans setempat.
"Untuk dana rehabilitasinya diusulkan melalui Dinsosnakertrans. BPBD hanya melaporkan dan melakukan penanganan bencana yang bersifat darurat," katanya. ***3***
(T.KR-SAS/B/S023/S023) 15-11-2014 18:57:40
"Tercatat ada empat kecamatan yang menjadi langganan diterjang angin ribut, yaitu Kecamatan Pilangkenceng, Balerejo, Wungu dan Saradan," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun Edy Hariyanto, kepada wartawan, Sabtu.
Menurut dia, keempat kecamatan tersebut rawan angin puting beliung karena selain faktor cuaca, juga karena vegetasi hutan di wilayah setempat berkurang.
"Angin kencang di atas kecepatan normal bisa menimbulkan bencana karena berkurangnya jumlah pohon yang bisa berfungsi sebagai penahan angin di empat kecamatan tersebut," kata Edy.
Ia menjelaskan, hampir semua kecamatan di Madiun rawan terhadap bencana alam saat musim hujan berlangsung. Sehingga, warga Kabupaten Madiun yang berdomisili di daerah rawan tersebut diminta untuk waspada jika curah hujan sedang tinggi.
Sesuai pemetaan, untuk daerah rawan bencana banjir sering melanda Kecamatan Balerejo dan Kecamatan Wungu. Sebab, wilayah tersebut berada di aliran Bengawan Madiun. Anak sungai Bengawan Madiun yang melintasi dua kecamatan tersebut selalu meluap jika ketinggian air Bengawan Madiun meningkat.
Sedangkan bencana tanah longsor sering terjadi di Kecamatan Saradan, Gemarang, Kare dan Dagangan. Keempatnya berada di lereng Gunung Wilis.
Sejak memasuki musim hujan tahun 2014, telah terjadi dua kali angin puting beliung di wilayah Madiun. Angin puting beliung melanda bangunan MI Maarif Kebonsari, Kecamatan Kebonsari, hingga merusak dua kelas di sekolah tersebut.
Sedangkan bencana angin puting beliung yang terkahir terjadi di dua desa di Kecamatan Balerejo, yakni Desa Sogo dan Kedungrejo. Akibat terjangan angin tersebut, lima rumah warga mengalami rusak berat, tiga rumah rusak sedang, ratusan rumah rusak ringan, dan 90 pohon jati yang ditanam warga di desa setempat roboh.
Mengenai bantuan rehabilitasi rumah yang menjadi korban puting beliung, BPBD akan melaporkan ke Dinsosnakertrans setempat.
"Untuk dana rehabilitasinya diusulkan melalui Dinsosnakertrans. BPBD hanya melaporkan dan melakukan penanganan bencana yang bersifat darurat," katanya. ***3***
(T.KR-SAS/B/S023/S023) 15-11-2014 18:57:40
Pewarta: Slamet AS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: