Bonjol, Sumbar (ANTARA News) - Kepolisian Resor Pasaman, Sumatera Barat, menyatakan, sebanyak 300 kepala keluarga mengungsi akibat banjir dan longsor yang terjadi di Jorong Lungguk Batu, Nagari Koto Kaciak, Kecamatan Bonjol.

Waka Polres Pasaman, Kompol Sihana, di Bonjol, Jumat, mengatakan, sekitar 300 Kepala Keluarga (KK) di daerah ini terpaksa mengungsi, akibat banjir yang terjadi pada Kamis (13/11) jelang magrib, atau sekitar pukul 17.30 WIB.

"Dari 1.800 warga yang tinggal di Jorong Lungguak Batu, Nagari Koto Kaciak, Kecamatan Bonjol, 300 KK nya terpaksa mengungsi, ke sekolah, rumah ibadah, serta rumah penduduk, yang tidak terkena banjir, untuk berteduh dan istirahat pada malam ini," kata Sihana.

Ia menambahkan, namun demikian, ada juga beberapa warga memilih pulang ke rumah masing-masih, meski rumahnya baru terkena banjir dan tanah longsor, dengan alasan menjaga harta benda mereka, selain itu juga disebabkan pada malam ini, air sungai juga sudah mulai surut.

Banjir di kawasan tersebut yang memaksa ratusan kepala keluarga mengungsi, akibat hujan deras yang terjadi pada Kamis siang hingga sore, dan mengakibatkan debit air Sungai Sangku mengenai rumah warga, disertai juga terjadinya tanah longsor di kawasan bukit Bangku, yang masuk gugus bukit barisan yang melintasi daerah itu.

Pihak kepolisian setempat menjelaskan, jarak tempat mengunggsi warga yang terdampak banjir dan longsor tersebut sekitar 300 sampai 500 meter dari lokasi kejadian.

Sehubungan dengan itu, akibat banjir dan tanah longsor tersebut, saat ini listrik di kawasan tersebut mati, sehingga penerangan warga hanya bergantung pada lampu minyak, serta genset.

Banjir yang terjadi pada Kamis sore tersebut juga menyebabkan satu orang meninggal dunia atas nama Nurbaiti (53), dan sekitar 20 unit rumah penduduk, termasuk rumah ibadah. Warung warga dan satu unit kendaraan roda empat juga terseret arus sungai.

"Terkait banjir ini, karena hujan telah mulai reda, besok rencananya kami bersama warga akan mulai membersihkan rumah serta material longsor, baik menggunakan tangan ataupun alat berat," jelas Sihana.

Sihana menambahkan, namun demikian kita tetap meminta warga untuk terus waspada, dan siaga atas ancaman bencana yang dapat terjadi.