Madrid (ANTARA News) - Koke memiliki tanggung jawab besar untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Xavi menyusul pensiunnya sang pengatur permainan internasional itu tahun ini, namun gelandang Spanyol berusia 22 tahun ini mengatakan pada Kamis bahwa ia tidak gentar dengan tantangan tersebut.

Ketika sang juara bertahan melakukan persiapan untuk pertandingan kualifikasi Piala Eropa 2016 melawan Belarus di Huelve yang akan dimainkan pada Sabtu, Koke mengatakan dirinya fokus pada bekerja keras, "menjadi diri sendiri," dan membantu Spanyol mengamankan tempat di turnamen yang akan berlangsung di Prancis dua tahun lagi.

"Tidak ada tekanan sama sekali," kata Koke pada konferensi pers ketika ditanyai mengenai menjadi suksesor Xavi. "Saya ingin terus maju dan tumbuh bersama tim nasional," tambahnya.

"Semua dari kami yang ada di sini harus mengambil langkah maju, para pemain muda dan para veteran. Satu era telah didefinisikan dan kami harus tetap bekerja dan masuk Piala Eropa."

Pelatih Spanyol Vicente del Bosque bertekad membangun ulang tim setelah kegagalan mereka mempertahankan gelar Piala Dunia di Brazil pada pertengahan tahun ini, dan pemain-pemain seperti Koke memiliki peran vital dalam rencana-rencananya.

Ia memiliki kemampuan mengoper bola yang serupa dengan Xavi, yang telah mencatatkan 133 penampilan saat "La Roja" memenangi semua trofi utama, namun ia mungkin belum mampu menggantikan ketenangan pendahulunya saat menguasai bola dan kemampuan untuk mengatur irama permainan.

Bagaimanapun, Koke mungkin lebih memiliki kemampuan sebagai perebut bola, dan ia mahir dalam mengarahkan tendangan sudut dan tendangan bebas ke area-area berbahaya.

Penampilan-penampilannya untuk Atletico Madrid membantu mereka memenangi gelar Liga Spanyol pertama dalam 18 tahun, dan mencapai final Liga Champions.

"Mereka memiliki gaya-gaya yang berbeda," kata Koke, membandingkan gaya bermain Spanyol dan Atletico.

"Di tim nasional kami harus memiliki lebih banyak penguasaan bola dan saya merasa lebih nyaman."

Spanyol secara mengejutkan menelan kekalahan dari Slovakia pada bulan lalu, yang membuat mereka kehilangan posisi puncak klasemen Grup C dan kini menduduki peringkat kedua dengan enam angka, koleksi angka yang sama sebagaimana yang dimiliki tim peringkat ketiga Ukraina.

Slovakia memimpin dengan sembilan angka, Macedonia memiliki tiga angka di peringkat keempat, dan Belarus serta Luxemburg masing-masing memiliki satu angka dan menghuni peringkat kelima dan keenam.

(Uu.H-RF/D011)