Kairo (ANTARA News) - Satu bom mobil meledak dekat restoran cepat saji di Semenanjung Sinai, Mesir mencederai 10 orang pada Selasa malam, sementara pasukan keamanan sedang mengosongkan satu lokasi padat penduduk, kata sumber-sumber keamanan dan medis.

Mereka mengatakan ledakan itu terjadi di kota Arish di Sinai, satu daerah di mana pasukan keamanan melancarkan operasi terhadap kelompok garis keras yang mereka duga berada dibelakang serangan-serangan yang menewaskan 33 anggota mereka bulan lalu.

Tidak pengakuan segera siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu. Ledakan bom itu terjadi beberapa hari setelah Ansar Bayt al-Maqdis, kelompok garis keras paling aktif Mesir, berjanji setia pada kelompok ISIS, yang kini menghadapi serangan-serangan udara pimpinan Amerika Serikat di Irak dan Suriah.

Sumber-sumber keamanan mengatakan polisi telah mulai mengosongkan daerah itu setelah satu mobil yang parkir dicuri di sekitar lokasi yang menimbulkan kecurigaan akan terjadinya ledakan, demikian menurut laporan Reuters.

Bagian wilayah di Sinai utara telah berada dalam keadaan darurat sejak dua serangan terhadap tentara dan polisi pada 24 Oktober.

Pasukan keamanan Mesir juga telah mulai memindahkan penduduk perbatasan dari rumah-rumah mereka saat mereka membangun daerah penyangga dengan Jalur Gaza yang memicu kemarahan di satu daerah yang penduduknya mengatakan telah lama diabaikan oleh Kairo.

Semenanjung Sinai yang terpencil tetapi strategis itu berbatasan dengan Israel,Gaza dan Terusan Suez.

Pasukan keamaan telah berhadapan dengan kelompok garis keras yang menewaskan ratusan tentara dan polisi, sebagian besar di Sinai, sejak militer menggulingkan Presiden Mohamed Moursi Juli 2013 setelah protes-protes massa terhadap pemerintahnya.

(Uu.H-RN)