Sleman (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, saat ini telah melengkapi seluruh puskesmas yang terdapat di wilayah setempat dengan alat spirometer yang berfungsi untuk mengukur faal paru-paru.
"Guna menunjang pelayanan kesehatan, saat ini 25 puskesmas di 17 kecamatan di daerah kita telah memiliki alat spirometer yang berfungsi untuk mengukur faal paru-paru. Dengan alat tersebut, pasien dapat diperiksa kondisi kesehatan paru-parunya, terlebih lagi setelah peristiwa hujan abu vulkanik baik dari Gunung Merapi maupun Gunung Kelud beberapa waktu lalu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Mafilindati Nuraeni, Selasa.
Selain itu, katanya, seluruh puskesmas di Sleman sejak Januari 2014 telah menerapkan pola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) termasuk pada UPT JPKM dan UPT Laboratorium Kesehatan.
"Penerapan pola BLUD telah dimulai sejak Januari 2011. Seluruh puskesmas di Sleman-pun juga telah tersertifikasi ISO, pensertifikasian dimulai sejak 2004 hingga 2014 untuk 25 puskesmas. Dan yang terakhir memperoleh sertifikasi ISO yaitu Puskesmas Ngaglik 2 dan Puskesmas Cangkringan," katanya.
Ia mengatakan, dengan status penuh BLUD tersebut maka Sleman menjadi yang pertama kalinya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menerapkan pola BLUD pada seluruh puskesmas yang ada.
"Dengan penerapan pola BLUD ini pula maka puskesmas dapat langsung memperoleh dana kapitasi yang digunakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Dana kapitasi yang ditransfer oleh BPJS tersebut yaitu sebesar Rp2 miliar per bulan untuk 25 puskesmas, dengan perhitungan Rp6.000 per jiwa per bulan. Jika puskesmas belum menerapkan pola BLUD maka dana kapitasi tersebut akan masuk ke kas daerah terlebih dulu, menunggu hingga puskesmas tersebut menerapkan pola BLUD," katanya.
Mafilindati mengatakan, dengan pola BLUD, puskesmas/dinas kesehatan sudah dapat merekrut tenaga BLUD non-PNS yaitu 25 dokter, 25 psikolog dan 27 tenaga ekonomi akuntansi. "Selain itu juga telah merekrut tenaga bidan dan perawat bagi puskesmas rawat inap" katanya.
Sementara itu terkait Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50 yang jatuh pada 12 November akan diperingati di Sleman pada puncak acara 4 Desember 2014. HKN diperingati dengan berbagai kegiatan yang telah dimulai sejak Oktober 2014 diantaranya dengan lomba keteladanan untuk memacu kinerja petugas fungsional serta para kepala UPT.
Selain itu juga diselenggarakan lomba posyandu, lomba PHBS, ziarah makam mantan kepala dinas kesehatan serta seminar tentang halitosis dan pelaksanaannya pada penderita Diabetes Mellitus (DM).
Pada 16 November 2014 akan dilaksanakan komitmen untuk tidak merokok dengan cap lima jari, sedangkan pada tanggal 21 November akan digelar gebyar husada berbarengan dengan peringatan hari guru serta deklarasi stop buang air besar sembarangan (BABS).
Seluruh Puskesmas Kabupaten Sleman dilengkapi spirometer
11 November 2014 21:27 WIB
Ilustrasi - Puskesmas (Ist)
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: