Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (PB NU), KH Said Aqil Siroj, menilai As'ad Said Ali, sosok paling tepat memimpin Badan Intelijen Negara (BIN).

"Menurut saya tidak ada yang paling tepat jadi kepala BIN selain Pak As'ad," kata Said Aqil, di Jakarta, Selasa.

Menurut Said Aqil, As'ad yang merupakan mantan wakil kepala BIN dan kini wakil ketua umum PB NU, Said Ali memenuhi seluruh kriteria untuk menjadi orang nomor satu BIN.

"Pal As'ad memiliki pengalaman panjang di dunia intelijen, baik di dalam maupun luar negeri," katanya.

As'ad yang lama memulai karir di dunia intelijen pada 1974 bertugas lama di Timur Tengah, menjadi salah satu direktur BIN pada era Presiden Abdurrahman Wahid, kemudian jadi wakil kepala BIN pada saat Presiden Megawati Soekarnoputri berkuasa.

"Pak As'ad adalah wakil kepala di tiga kepala BIN berbeda, yaitu di saat kepalanya Pak Hendropriyono, Pak Syamsir Siregar, dan Pak Sutanto," kata Said Aqil.

Lebih jauh Said Aqil mengatakan, ancaman paling besar bagi bangsa Indonesia ke depan adalah radikalisme agama yang dalam praktiknya saat ini memunculkan ancaman perpecahan di tengah masyarakat.

"Dan bicara terorisme, Pak As'ad yang paling paham seluk beluknya. Bagaimana mengatasinya dan bagaimana mencegahnya, Pak As'ad paham itu," katanya.

Mengenai adanya pihak yang mengaitkan Said Ali dengan kematian tokoh HAM, Munir, Said Aqil meminta seluruh pihak menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah.

"Itu kan masih dugaan-dugaan, belum ada bukti nyatanya. Jangan sampai karena hanya dugaan nama baik orang tercemar," katanya.