Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, melemah tipis satu poin menjadi Rp12.156 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.155 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa pergerakan mata uang rupiah cenderung masih stabil meski sentimen di pasar menunjukan fundamental Amerika Serikat masih positif.
"Dolar AS memulai sesi di Asia pagi ini dengan penguatan meski terbatas setelah mengalami tekanan pada hari sebelumnya (Senin, 10/11), sebagian pelaku pasar uang kembali mengambil posisi untuk kembali masuk ke dolar AS," katanya.
Menurut dia, meski data pertumbuhan pekerja AS di bawah ekspektasi, namun secara keseluruhan angka kerja di AS masih menunjukan perbaikan sehingga memperkuat pandangan pemulihan ekonomi Amerika Serikat tetap stabil.
"Investor masih menilai dolar AS adalah satu-satunya aset yang memiliki cukup baik di tengah ekonomi global yang melambat. Gambaran fundamental masih mendukung penguatan lebih lanjut untuk dolar AS," katanya.
Sementara itu, Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa antisipasi kenaikan suku bunga acuan bank Indonesia (BI rate) yang akan dinaikan menyusul kenaikan BBM bersubsidi memberikan kesempatan bagi rupiah untuk bergerak menguat sehingga apresiasi dolar AS saat in cenderung tertahan di pasar uang dalam negeri.
Di sisi lain, ia menambahkan masih adanya sentimen dari data-data neraca perdagangan Tiongkok yang mengalami kenaikan dapat menjadi salah satu sentimen positif bagi mata uang rupiah.
"Laju rupiah sedang berada dalam fase konsolidasi meski masih rentan terhadap tekanan, diharapkan rupiah bergerak stabil," katanya.
Rupiah Selasa pagi melemah tipis menjadi Rp12.156
11 November 2014 10:30 WIB
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: