Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 60 orang yang tergabung dalam aksi keluarga Veteran melakukan unjuk rasa menolak untuk meninggalkan rumah dan lahan yang akan diambil oleh salah satu instansi pemerintah.
"Kami sudah puluhan tahun tinggal di sini dan jika kami harus diusir dari tempat tinggal kemana lagi kami harus berteduh," kata salah seorang janda pejuang 45, Soetarti, di Gedung Joang 45 Jakarta Pusat, Senin.
Ia mengatakan rumah dan lahan yang di tempati selama ini di daerah Jalan Cipinang Jaya Jakarta Timur, dianggap milik salah satu instansi pemerintahan.
Bukan itu saja, 60 keluarga veteran pejuang 45 ini diberikan batas waktu selama enam bulan untuk segeranya mengosongkan rumah dan lahan yang ada di lokasi tersebut.
"Rumah itu merupakan peninggalan dari suami saya, yang diberikan oleh pemerintah atas jasa perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia," tuturnya sambil berurai air mata di Hari Pahlawan 10 November.
Aksi demo tersebut juga menyampaikan harapan kepada pemerintah Jokowi agar memperhatikan kesejahteraan keluarga para pejuang yang telah dengan ihklas mengorban jiwa raganya untuk bangsa ini dan diminta untuk mengatasi permasalahan yang saat ini dihadapi.
Selain itu juga, pemerintah diminta untuk memperhatikan pendidikan, kesehatan, kesejahteraan para keluarga pejuang karena banyak cucu-cucu para pejuang yang tidak sekolah disebabkan terhalang biaya pendidikan.
Keluarga veteran demo menolak penggusuran
10 November 2014 18:18 WIB
Sejumlah veteran perang dan janda pejuang melakukan aksi simpatik di Gedung Joeang 45, Jakarta, Senin (10/11). (ANTARA FOTO/OJT/Aprionis)
Pewarta: Gunawan Wibisono
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014
Tags: