Jakarta (ANTARA News) - Pejabat Kepolisian Daerah Metro Jaya mengemukakan koordinator penggerak massa Front Pembela Islam berjanji demonstrasi menolak Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta, Senin, tidak akan anarki.

"Pihak kepolisian juga sudah berkoordinasi dengan penanggung jawab aksi, mereka janji unjuk rasa tidak anarki lagi," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.

Massa FPI berunjuk rasa di depan Gedung DPRD DKI Jakarta pada pukul 10.00 WIB dan beralih ke depan Balai Kota DKI Jakarta. Sampai saat ini situasi masih kondusif.

Kendati demikian, kepolisian tetap siaga menjaga keamanan di lokasi sekitar unjuk rasa berlangsung.

"Antisipasi demo kita pergunakan SOP yang ada. Termasuk standar persiapan alat-alat mulai dari yang ringan hingga berat. Yang ringan seperti tameng, tongkat polisi, sampai water canon, gas air mata, dan juga pembubaran," kata Rikwanto.

Sebelumnya, demonstrasi FPI di depan Balai Kota dan gedung DPRD DKI Jakarta pada Jumat (3/10) berakhir ricuh.

Bentrokan terjadi antara massa FPI dengan aparat kepolisian yang menyebabkan 16 petugas polisi terluka.

Dalam insiden tersebut kepolisian menahan 22 anggota FPI yang terlibat dalam demonstrasi. Empat di antaranya merupakan anak di bawah umur.

Sedangkan dua orang lainnya merupakan koordinator penggerak aksi, yakni Habib Hashabuddin Anggawi dan Habib Novel Bamumin. Novel sempat masuk daftar pencarian orang (DPO) dan akhirnya menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya pada 8 Oktober 2014.