Bamako, Mali (ANTARA News) - Pasukan Prancis menewaskan 24 anggota kelompok garis keras dan menyita senjata dalam gerakan di Mali utara, tempat mereka melakukan campur tangan tahun lalu untuk menumpas pemberontakan gerilyawan itu.
Operasi dimulai 28 Oktober dan berakhir Jumat itu berhasil melumpuhkan 24 gerilyawan dan menangkap dua orang lain, kata pernyataan.
Sejumlah kendaraan hancur sementara senjata-senjata dan bahan untuk membuat bom juga disita, kata pernyataan itu.
Operasi di daerah Kidal berhasil melemahkan jaringan teroris di Mali utara dan melepaskan tekanan mereka terhadap penduduk di daerah itu.
Seorang tentara pasukan khusus Prancis tewas 29 Oktober sebagai bagian dari operasi yang bertujuan membendung kembalinya kelompok garis keras di wilayah utara itu.
Operasi itu berlangsung di lembah Amettetai dan jajaran gunung Tigharghar di Kidal.
Pasukan Prancis dikerahkan di Mali Januari 2013 untuk menumpas kelompok garis Islam termasuk Al Qida di Maghrib Islam, yang meguasai kota-kota gurun utara.
Intervensi ini dihentikan beberapa bulan lalu digantikan dengan operasi kontra-terorisme yang lebih luas, dengan nama sandi Barkhane, di lima negara sepanjang bagian selatan Sahara termasuk Mali. Operasi Barkhane melibatkan 3.000 tentara Prancis.
Militer Prancis tewaskan 24 anggota kelompok keras Mali Utara
9 November 2014 17:56 WIB
Dokumentasi seorang pria Mali memperlihatkan peluru meriam ringan, di dekat kendaraan milik pemberontak Islamis yang hancur, di jalan antara Diabaly dan Timbuktu, Mali, Rabu (30/1). (REUTERS/Benoit Tessier)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: