DPD: bantuan pemerintah seperti model "Sinterklas"
9 November 2014 17:08 WIB
Dokumentasi demonstran melempar batu ke arah polisi saat terjadi bentrokan antara mahasiswa dan polisi di depan kampus Universitas Indonesia Timur, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (7/11). Bentrokan terjadi ketika polisi berusaha membubarkan aksi tutup jalan dan pengrusakan rambu lalulintas yang dilakukan mahasiswa saat berunjukrasa menolak rencana kenaikan BBM. (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)
Makassar (ANTARA News) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah, AM Iqbal Parewangi, menyatakan bantuan pengalihan subsidi BBM ke warga menggunakan pola yang sama sejak lama yakni pola "Sinterklas". "Pemerintah harusnya menggunakan pola berbeda. Pola sekarang dengan yang lama sama saja, seperti model 'Sinterklas'," kata dia.
Ia menjelaskan, pola "Sinterklas" yang dimaksud adalah pemberian hadiah atau bantuan-bantuan dengan model yang tersentralisasi dan tidak diikuti pemerintah daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota.
Karenanya, Iqbal mengaku jika pemerintah tetap memakai pola sama, jelas menunjukkan tidak ada upaya lain kecuali memberikan harapan semu kepada masyarakat.
"Jelas ini model sinterklas, kalau mau memberikan bantuan kepada masyarakat khususnya warga miskin itu, harusnya berjamaah. Jangan hanya pemerintah pusat yang melakukan tetapi pemerintah daerah juga," katanya, di Makassar, Minggu.
Ia menjelaskan, pola "Sinterklas" yang dimaksud adalah pemberian hadiah atau bantuan-bantuan dengan model yang tersentralisasi dan tidak diikuti pemerintah daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota.
Karenanya, Iqbal mengaku jika pemerintah tetap memakai pola sama, jelas menunjukkan tidak ada upaya lain kecuali memberikan harapan semu kepada masyarakat.
"Jelas ini model sinterklas, kalau mau memberikan bantuan kepada masyarakat khususnya warga miskin itu, harusnya berjamaah. Jangan hanya pemerintah pusat yang melakukan tetapi pemerintah daerah juga," katanya, di Makassar, Minggu.
Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: