Surabaya (ANTARA News) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan Kota Pahlawan saat ini mulai mempersiapkan diri menuju kosep pembangunan kota berwawasn lingkungan atau kota hijau pada 2020.

"Sekarang ini kita sudah sangat sulit untuk memiliki ruang publik, makanya banyak dibangun bangunan secara vertikal," ujarnya saat menghadiri pertemuan nasional ke-IV komunitas pecinta gedung tinggi atau pencakar langit yang disebut "Skyscrapercity" di pusat perkantoran Spazio Surabaya, Sabtu.

Kegiatan yang dibuka oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sekaligus membeberkan konsep dan realisasi pembangunan Kota Hijau Surabaya sebagai dasar menuju Surabaya 2020.

Menurut dia, sebagai negara yang berkembang, kebutuhan rakyat terhadap bangunan masih sangat tinggi, baik perumahan, fasilitas publik ataupun infrastruktur, sehingga diperlukan percepatan pelaksanaan pembangunan dengan kualitas yang baik, sehat dan berkelanjutan, biaya yang relatif terjangkau serta sesuai dengan kondisi Indonesia.

Wali Kota Surabaya mengatakan ke depan di Surabaya sudah tidak memungkinkan pembangunan dilakukan secara horizontal dikarenakan lahan di Surabaya semakin hari semakin sempit, sehingga mau tidak mau pembangunan gedung perkantoran dan perumahan, apartemen dibangun vertikal atau menjulang tinggi.

Pemkot Surabaya juga membantu masyarakat ekonomi menengah dan kurang mampu dengan membangun rumah susun. Sebab, sebanyak 60 persen masyarakat lebih memilih tinggal di perkotaan, karena dekat dengan pekerjaan mereka.

Namun, lanjut dia, yang terjadi sekarang, lanjut Risma, mereka tinggal di pinggir perkotaan karena nilai jual rumah relatif murah dibandingkan di kota.

"Akan tetapi, yang terjadi adalah biaya hidup mereka menjadi membengkak, apalagi bagi ekonomi menengah dan bawah. Berapa biaya transportasi yang mereka habiskan per bulannya. Kenapa di China banyak membangun rusun di perkotaan, karena mereka sadar kota menjadi salah satu tujuan untuk mencari pekerjaan," terangnya.

Pembangunan gedung vertikal harus dibarengi dengan transportasi massal yang memadai, kata Risma, untuk itu Pemkot Surabaya akan membangun angkutan massal cepat (AMC) trem dan monorel. Karena, transportasi massal akan sangat dibutuhkan agar di pusat kota tidak macet.

"Untuk itu, Pemkot akan membangun enam gedung parkir, sehingga masyarakat yang mau kearah kota bisa memarkir kendaraannya disana, kemudian naik AMC menuju kota. Dengan bagitu kemacetan ditengah kota akan teratasi," katanya.