"Tapi informasi lebih jelas rencana kujungan itu, diatur oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Waykanan," ujar Sekretaris Bappeda setempat Anang Risgiyanto, di Blambanganumpu, Sabtu.
Mantan Kepala Staf TNI AD itu dijadwalkan akan membuka kegiatan Napak Tilas Ryacudu (NTR) ke-8 di Waykanan.
NTR merupakan kegiatan tahunan dilaksanakan Pemkab Waykanan untuk menghormati kiprah Mayor Jenderal TNI (Purn) Musanif Ryacudu, orang tua Ryamizard.
Bupati Waykanan Bustami Zainudin dalam sejumlah kesempatan menegaskan, ayah dari Menhan Ryamizard itu patut dibanggakan sehubungan berbagai operasi menjaga keutuhan bangsa telah dilalui pejuang bangsa kelahiran Mesirilir Kabupaten Waykanan Lampung pada 28 Februari 1929 dan meninggal 6 Maret 1987 tersebut.
"Beliau merupakan salah satu tokoh yang menjadi kebanggaan masyarakat Lampung. Sejarah perjuangan dan sepak terjang beliau pada waktu itu amat terkenal, dan tentu sangat jauh lebih berat dibandingkan dengan apa yang kita lakukan saat ini," kata Bustami pula.
Dengan bantuan segenap komponen masyarakat Sumatera Selatan saat itu, ujar Bupati saat melepas ratusan peserta Napak Tilas Ryacudu VII tahun lalu, Jenderal Musanif Ryacudu dengan gigih mengobarkan perang gerilya melawan penjajah.
"Banyak korban jiwa tentunya telah jatuh selama masa tersebut. Setelah revolusi kemerdekaan, beliau juga tetap berjuang, seperti dalam Operasi Penumpasan DI/TII, PRRI/PERMESTA, Operasi Teritorial Irjen TERPRA di Perbatasan Jateng-Jabar, Operasi Territorial Ekonomi-Pemerintahan dalam rangka Pembebasan Irian Barat, Operasi Dwikora di Kalimantan Barat, Operasi Penumpasan PGRS-PARAKU di Perbatasan Kalbar-Serawak serta Operasi Penumpasan G-30-S PKI," ujar Bustami lagi.
Nilai kepahlawanan dari kisah tersebut, katanya pula, sangat penting untuk dikenang.
"Karena kita sebagai generasi penerus bangsa tidak boleh terlena oleh gemerlap kemajuan zaman, sehingga melupakan bagaimana negeri ini terbentuk oleh para sesepuh bangsa kita," katanya pula.
Bagi generasi muda, makna yang dapat dipetik dari pahlawan adalah bagaimana sumbangsih terhadap kemajuan bangsa dan daerah, ujarnya.
"Kita tunjukkan skill dan kemampuan kita, saya yakin, di antara saudara-saudara ini memiliki potensi dan keterampilan yang dapat ditunjukkan di tingkat yang lebih tinggi," ujarnya.
Dengan menghayati dan mengamalkan nilai kepahlawanan, sebagaimana yang telah ditunjukkan para pejuang bangsa, maka kita dapat merenungkan tentang arti sesungguhnya dari semangat cinta tanah air, nasionalisme, semangat persatuan dan kesatuan di tengah kondisi masyarakat yang mulai mendahulukan kepentingan pribadi di bandingkan kepentingan masyarakat umum, demikian Bustami Zainudin.
NTR ke-8 akan diikuti sejumlah komunitas di Waykanan dan wilayah lain. (GA*B014)
"Beliau merupakan salah satu tokoh yang menjadi kebanggaan masyarakat Lampung. Sejarah perjuangan dan sepak terjang beliau pada waktu itu amat terkenal, dan tentu sangat jauh lebih berat dibandingkan dengan apa yang kita lakukan saat ini," kata Bustami pula.
Dengan bantuan segenap komponen masyarakat Sumatera Selatan saat itu, ujar Bupati saat melepas ratusan peserta Napak Tilas Ryacudu VII tahun lalu, Jenderal Musanif Ryacudu dengan gigih mengobarkan perang gerilya melawan penjajah.
"Banyak korban jiwa tentunya telah jatuh selama masa tersebut. Setelah revolusi kemerdekaan, beliau juga tetap berjuang, seperti dalam Operasi Penumpasan DI/TII, PRRI/PERMESTA, Operasi Teritorial Irjen TERPRA di Perbatasan Jateng-Jabar, Operasi Territorial Ekonomi-Pemerintahan dalam rangka Pembebasan Irian Barat, Operasi Dwikora di Kalimantan Barat, Operasi Penumpasan PGRS-PARAKU di Perbatasan Kalbar-Serawak serta Operasi Penumpasan G-30-S PKI," ujar Bustami lagi.
Nilai kepahlawanan dari kisah tersebut, katanya pula, sangat penting untuk dikenang.
"Karena kita sebagai generasi penerus bangsa tidak boleh terlena oleh gemerlap kemajuan zaman, sehingga melupakan bagaimana negeri ini terbentuk oleh para sesepuh bangsa kita," katanya pula.
Bagi generasi muda, makna yang dapat dipetik dari pahlawan adalah bagaimana sumbangsih terhadap kemajuan bangsa dan daerah, ujarnya.
"Kita tunjukkan skill dan kemampuan kita, saya yakin, di antara saudara-saudara ini memiliki potensi dan keterampilan yang dapat ditunjukkan di tingkat yang lebih tinggi," ujarnya.
Dengan menghayati dan mengamalkan nilai kepahlawanan, sebagaimana yang telah ditunjukkan para pejuang bangsa, maka kita dapat merenungkan tentang arti sesungguhnya dari semangat cinta tanah air, nasionalisme, semangat persatuan dan kesatuan di tengah kondisi masyarakat yang mulai mendahulukan kepentingan pribadi di bandingkan kepentingan masyarakat umum, demikian Bustami Zainudin.
NTR ke-8 akan diikuti sejumlah komunitas di Waykanan dan wilayah lain. (GA*B014)