Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin mengatakan kemungkinan pertemuan bilateral pertama antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Vladimir Putin akan terjadi saat KTT APEC di Beijing, Tiongkok, 10-11 November mendatang.

Dubes Galuzin mengatakan dalam jumpa pers di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat malam, kemungkinan tersebut dapat terjadi karena Presiden Putin dipastikan akan menghadiri KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Beijing.

Di sisi Indonesia, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene juga telah mengonfirmasi kehadiran Presiden Jokowi dalam KTT APEC di Beijing, KTT ASEAN di Nay Pyi Taw, Myanmar pada 12-13 November dan G20 di Brisbane, Australia pada 15-16 November.

Sementara itu, Presiden Putin belum dapat dipastikan akan menghadiri KTT ASEAN dengan negara mitra (termasuk Rusia) dan pertemuan G20 atau hanya diwakili pejabat tingkat tinggi.

"Saya belum mendengar pernyataan resmi dari kantor Presiden (Putin), tapi kami sangat mengharapkan di sana (Beijing) akan ada pertemuan bilateral antarkedua pemimpin negara (Indonesia-Rusia)," kata Galuzin.

"Saya juga berharap Presiden kami (Putin) akan hadir dalam KTT G20)," lanjut dia.

Mengenai KTT G20, Galuzin menyampaikan Rusia menyayangkan rumor bahwa Negeri Beruang Merah akan memboikot pertemuan di Brisbane tersebut, karena masalah sanksi ekonomi AS dan sekutunya, terkait konflik di Ukraina.

"Hadir atau tidak hadir di G20 adalah hak masing-masing anggota, dan G20 bukanlah sebuah kepemilikan dari sebuah negara penyelenggara," kata dia.

Selain untuk melakukan jumpa pers, Kedubes Rusia juga mengundang awak media melakukan tur singkat di Kapal Perang Latih Yaroslav Mudry yang singgah di Pelabuhan Tanjung Priok untuk menunjukkan peralatan pertahanan Rusia dalam IndoDefense pada 4-9 November 2014.

"Kedatangan dua kapal ini menjadi simbol bahwa Rusia ingin membawa perdamaian dan keamanan di Asia-Pasifik," kata Galuzin.