NTT mulai dilanda hujan sporadis
7 November 2014 22:35 WIB
ilustrasi Suasana jalan yang berkabut setelah diguyur hujan di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (6/11) malam. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean) ()
Kupang (ANTARA News) - Sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur saat ini dan bahkan untuk beberapa hari ke depan diperkirakan akan dilanda hujan yang turun secara sporadis pada siang dan petang hari, meskipun belum memasuki musimhujan 2014/2015.
"Berdasarkan hasil foto satelit udara saat ini dan bahkan beberapa hari ke depan, wilayah NTT dilanda hujan yang turun secara sporadis karena suhu permukaan laut masih hangat pada kisaran 30-31 deraad celcius," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi, Stasiun Meteorologi, El Tari Kupang, Saiful Hadi, di Kupang, Jumat.
Menurut dia, hangatnya permukaan laut tersebut mengakibatkan tingkat penguapan air ke atmosfer sangat tinggi dengan potensi pembentukan awan hujan sangat tinggi, sehingga harus diturunkan kembali ke bumi lewat hujan yang sifatnya tidak merata.
Kondisi cuaca seperti ini berpeluang terjadi di Kota Kupang, Amfoang di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kalabahi Kabupaten Alor, Larantuka Kabupaten Flores Timur, Ruteng Kabupaten Manggarai, Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat dan kota-kota lainnya di NTT.
Ia menambahkan, saat ini cuaca berawan dan sewaktu berganti cerah nampak terlihat di Kota dan Kabupaten Kupang Kota Maumere Kabupaten Sikka dan Labuan Bajo, Kabupaen Manggarai Barat.
Hal ini merupakan awan konvektif atau awan yang bergerak dengan dasar-dasar rendah yang sesewaktu berbentuk tebal dan berganti gelap sehingga sesewaktu terjadi hujan yang sifatnya sporadis atau hujan sesaat lalu lewat dan berganti dengan suhu panas.
"Cuaca seperti ini terjadi karena pada wilayah-wilayah tersebut kelembaban berkisar antara 40-60 persen dari normalnya antara 55 hingga 90 persen dengan temparatur udara seperti di Ruteng pada kisaran 15-26 derajat celcius dari normalnya 25-30 derajad celcius," katanya.
Ia mengimbau para nelayan dan pilot untuk mewaspadai awan konvektif yang berpeluang mengganggu pemandangan dalam melakukan pelayaran, baik itu pelayaran komersial maupun untuk kepentingan penangkapan ikan.
Selain itu perlu diwaspadai pula potensi hujan lebat yang di sertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat terutama di wilayah tersebut, katanya
Sedangkan untuk para petani, hujan sporadis seperti tidak terlalu berdampak terhadap tanaman, kecuali mengganggu aktivitas pada saat sedang menyiapkan lahan atau aktivitas lainnya.
"Berdasarkan hasil foto satelit udara saat ini dan bahkan beberapa hari ke depan, wilayah NTT dilanda hujan yang turun secara sporadis karena suhu permukaan laut masih hangat pada kisaran 30-31 deraad celcius," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi, Stasiun Meteorologi, El Tari Kupang, Saiful Hadi, di Kupang, Jumat.
Menurut dia, hangatnya permukaan laut tersebut mengakibatkan tingkat penguapan air ke atmosfer sangat tinggi dengan potensi pembentukan awan hujan sangat tinggi, sehingga harus diturunkan kembali ke bumi lewat hujan yang sifatnya tidak merata.
Kondisi cuaca seperti ini berpeluang terjadi di Kota Kupang, Amfoang di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kalabahi Kabupaten Alor, Larantuka Kabupaten Flores Timur, Ruteng Kabupaten Manggarai, Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat dan kota-kota lainnya di NTT.
Ia menambahkan, saat ini cuaca berawan dan sewaktu berganti cerah nampak terlihat di Kota dan Kabupaten Kupang Kota Maumere Kabupaten Sikka dan Labuan Bajo, Kabupaen Manggarai Barat.
Hal ini merupakan awan konvektif atau awan yang bergerak dengan dasar-dasar rendah yang sesewaktu berbentuk tebal dan berganti gelap sehingga sesewaktu terjadi hujan yang sifatnya sporadis atau hujan sesaat lalu lewat dan berganti dengan suhu panas.
"Cuaca seperti ini terjadi karena pada wilayah-wilayah tersebut kelembaban berkisar antara 40-60 persen dari normalnya antara 55 hingga 90 persen dengan temparatur udara seperti di Ruteng pada kisaran 15-26 derajat celcius dari normalnya 25-30 derajad celcius," katanya.
Ia mengimbau para nelayan dan pilot untuk mewaspadai awan konvektif yang berpeluang mengganggu pemandangan dalam melakukan pelayaran, baik itu pelayaran komersial maupun untuk kepentingan penangkapan ikan.
Selain itu perlu diwaspadai pula potensi hujan lebat yang di sertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat terutama di wilayah tersebut, katanya
Sedangkan untuk para petani, hujan sporadis seperti tidak terlalu berdampak terhadap tanaman, kecuali mengganggu aktivitas pada saat sedang menyiapkan lahan atau aktivitas lainnya.
Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: