Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik merasa bangga menggunakan bahasa Indonesia ketika menyampaikan sambutan dan presentasi di acara bertaraf internasional The New Climate Economy Report yang diselenggarakan The Global Commission on The Economy and Climate (GCEC).
"Saya tidak mau menggunakan bahasa internasional (bahasa Inggris) seperti yang lain, karena laporan ini untuk kepentingan masyarakat Indonesia," ujar Moazzam Malik di Jakarta, Jumat.
Pada acara tersebut semua pembicara menggunakan bahasa Inggris termasuk beberapa perwakilan dari Indonesia mengenai perdebatan ekonomi dan iklim.
Ia menjelaskan lebih lanjut kepada wartawan Antara mengenai alasan pemakaian bahasa Indonesia karena menginginkan laporan ini agar segera ditindak lanjuti untuk penyelesaian isu pemanasan global dan ekonomi.
"Saya juga ingin memperkenalkan bahasa Indonesia kepada anggota yang lain pada forum ini, agar mengetahui peluncuran laporan ini ditujukan untuk semua masyarakat Indonesia," kata Malik.
Ia mengatakan laporan ini ditujukan untuk memperdalam laporan dan perdebatan ini dalam bahasa Indonesia, sehingga orang-orang juga ikut memikirkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membantu permasalahan isu Ekonomi dan Iklim.
Malik berharap agar Indonesia segera menemukan solusi untuk rekonsiliasi pertumbuhan iklim yang bagus baik untuk keuntungan ekonomi dan kesehatan bersama.
Pada acara tersebut terlihat Satya S. Tripahti Direktur dan Pimpinan Executive UNORCID dari PBB tertawa dan menggelengkan kepala tanda ia tidak paham dengan bahasa Indonesia yang diucapkan oleh Malik.
Beberapa Duta Besar yang lain harus memanggil penerjemah untuk meminta mengartikan ke dalam bahasa Inggris.
Malik mengaku baru sebulan tinggal di Indonesia dan ia juga baru ditugaskan di Indonesia belum sampai dua bulan, tetapi sudah terampil dalam menggunakan bahasa Indonesia.
Dubes Inggris bangga berbahasa Indonesia
7 November 2014 18:52 WIB
ilustrasi Map of Indonesian etnics. (en.wikipedia.org)
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: