BPBD Kalsel pasang lima alat deteksi banjir
6 November 2014 22:10 WIB
Sebuah kapal keruk milik pemda DKI tertututp hamparan eceng gondok yang menutupi permukaan Kanal Banjir Timur (KBT) di kawasan Harapan Baru, Jakarta Timur, Kamis (6/11). Kapal khusus untuk mengeruk lumpur dan sampah yang dilengkapi pemotong eceng gondok ini mulai beroperasi sejak Januari lalu. (ANTARA FOTO/Paramayuda)
Banjarmasin (ANTARA News) - Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan menyiapkan lima unit alat deteksi banjir atau "disaster warning system" untuk ditempatkan di sejumlah lokasi.
Kepala BPBD Provinsi Kalsel, Sofyan AH di Banjarmasin, Jumat mengatakan, alat ini akan disebar di sejumlah lokasi yang rawan banjir, sehingga masyarakat dan pihak terkait lainnya, bisa melakukan penanganan dini atau persiapan.
Menurut dia, penempatan pendeteksi banjir ini sehubungan akan datangnya musim hujan yang diperkirakan mulai pertengahan bulan November 2014 ini.
Sebagaimana diketahui sejumlah daerah di Kalsel merupakan langganan banjir seperti Kabupaten Barito Kuala, Banjar, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Balangan dan Tabalong.
"Kita bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk pengadaan alat ini," katanya.
Menurut dia, alat tersebut akan disebar di sejumlah kabupaten yang sering terjadi banjir, sehingga pada saat terjadi banjir, alat ini bisa memberikan informasi ketinggian air atau ancaman banjir yang terhubung ke kantor BPBD.
Sofyan berharap, keberadaan alat pendeteksi banjir ini bisa meminimalisir kerugian akibat banjir yang sering terjadi di Kalsel. Masyarakat juga ujarnya, lebih siap bila waktu-waktu banjir akan datang.
"Tidak lama lagi kita masuk musim hujan, di Aceh kan sudah banjir, jadi kita juga perlu siap-siap," katanya.
Beberapa daerah yang mengalami banjir pada pertengahan 2013, antara lain Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang sempat menghanyutkan pulhan rumah di Desa Alat dan Alat Seberang.
Meskipun tidak ada korban jiwa, masyarakat korban banjir banyak kehilangan tempat tinggal dan harta benda.Bencana serupa terjadi di Kabupaten Tanah Bumbu pada pertengahan Agustus 2013 dan menelan korban jiwa sebanyak dua orang.
Akibat banjir itu, 2.638 KK atau 7.617 jiwa harus mengungsi sementara karena rumah mereka terkena luapan air sungai dan merendam 2.638 unit rumah.
Masih di tahun yang sama, sejumlah lokasi di Kabupaten Banjar juga terjadi banjir yang menggenangi ratusan rumah penduduk dalam waktu yang cukup lama. Kemudian ada juga di Kabupaten Tanah laut, Barito Kuala, bahkan di Kota Banjarbaru.
Kepala BPBD Provinsi Kalsel, Sofyan AH di Banjarmasin, Jumat mengatakan, alat ini akan disebar di sejumlah lokasi yang rawan banjir, sehingga masyarakat dan pihak terkait lainnya, bisa melakukan penanganan dini atau persiapan.
Menurut dia, penempatan pendeteksi banjir ini sehubungan akan datangnya musim hujan yang diperkirakan mulai pertengahan bulan November 2014 ini.
Sebagaimana diketahui sejumlah daerah di Kalsel merupakan langganan banjir seperti Kabupaten Barito Kuala, Banjar, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Balangan dan Tabalong.
"Kita bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk pengadaan alat ini," katanya.
Menurut dia, alat tersebut akan disebar di sejumlah kabupaten yang sering terjadi banjir, sehingga pada saat terjadi banjir, alat ini bisa memberikan informasi ketinggian air atau ancaman banjir yang terhubung ke kantor BPBD.
Sofyan berharap, keberadaan alat pendeteksi banjir ini bisa meminimalisir kerugian akibat banjir yang sering terjadi di Kalsel. Masyarakat juga ujarnya, lebih siap bila waktu-waktu banjir akan datang.
"Tidak lama lagi kita masuk musim hujan, di Aceh kan sudah banjir, jadi kita juga perlu siap-siap," katanya.
Beberapa daerah yang mengalami banjir pada pertengahan 2013, antara lain Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang sempat menghanyutkan pulhan rumah di Desa Alat dan Alat Seberang.
Meskipun tidak ada korban jiwa, masyarakat korban banjir banyak kehilangan tempat tinggal dan harta benda.Bencana serupa terjadi di Kabupaten Tanah Bumbu pada pertengahan Agustus 2013 dan menelan korban jiwa sebanyak dua orang.
Akibat banjir itu, 2.638 KK atau 7.617 jiwa harus mengungsi sementara karena rumah mereka terkena luapan air sungai dan merendam 2.638 unit rumah.
Masih di tahun yang sama, sejumlah lokasi di Kabupaten Banjar juga terjadi banjir yang menggenangi ratusan rumah penduduk dalam waktu yang cukup lama. Kemudian ada juga di Kabupaten Tanah laut, Barito Kuala, bahkan di Kota Banjarbaru.
Pewarta: Ulul M
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: