Indonesia terus dorong upaya perlucutan senjata nuklir
6 November 2014 20:30 WIB
ilustrasi Sebuah menara pendingin dari reaktor nuklir Yongbyon di Korea Utara dihancurkan dalam foto arsip bertanggal 27 Juni 2008 yang dirilis Kantor Berita Yonhap di Seoul, Selasa (2/4). (REUTERS/Yonhap/Files)
Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia terus mendorong upaya perlucutan senjata nuklir secara menyeluruh di berbagai belahan dunia, kata Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri Andy Rachmianto.
"Sikap tersebut telah ditunjukkan sejak Indonesia merdeka dengan mengambil keputusan politik nasional dengan tidak berupaya memiliki senjata nuklir sebagai upaya menjaga perdamaian dunia," katanya di Yogyakarta, Kamis.
Usai seminar "Indonesian Humanitarian Action Forum 2014", ia mengatakan sejak 20 tahun lalu Indonesia bersama dengan negara yang tergabung dalam gerakan non-blok terus mendorong perlucutan senjata nuklir secara menyeluruh.
"Selain mencegah proliferasi senjata nuklir juga penggunaan senjata kimia dan senjata-senjata tertentu yang mematikan seperti bom cluster dan ranjau darat," katanya.
Menurut dia, upaya perlucutan senjata nuklir masih menjadi tantangan besar yang dihadapi masyarakat dunia, karena hingga saat ini masih terdapat ribuan hulu ledak nuklir di dunia.
"Saat ini masih ada sekitar 16-17 ribu hulu ledak nuklir di dunia. Meskipun masih terdapat ribuan hulu ledak di dunia, upaya perlucutan senjata telah menunjukkan kemajuan," katanya.
Ia mengatakan dibandingkan dengan kondisi pada 1970-an jumlah hulu ledak di dunia mengalami penurunan dalam jumlah yang signifikan.
"Upaya yang dilakukan harus diakui sudah menujukkan keberhasilan, tetapi memang belum optimal karena masih ada ribuan hulu ledak nuklir," katanya.
Menurut dia, komitmen Indonesia antisenjata nuklir juga ditunjukkan dengan terlibat dalam upaya diplomasi melalui Konferensi Pelarangan Pengujian Senjata Nuklir (CTBT) dan meratifikasi CTBT.
Dukungan lain ditunjukkan dengan ikut bergabung dalam Conference on the Humanitarian Impact of Nuclear Wapons. Konferensi telah diadakan dua kali di Oslo (2013) dan Nayarit (2014). Selanjutnya akan digelar kembali pada awal Desember 2014 di Vienna.
"Indonesia juga ikut dalam konferensi itu bersama-sama dengan berbagai negara menekan penggunaan senjata nuklir di dunia," katanya.
"Sikap tersebut telah ditunjukkan sejak Indonesia merdeka dengan mengambil keputusan politik nasional dengan tidak berupaya memiliki senjata nuklir sebagai upaya menjaga perdamaian dunia," katanya di Yogyakarta, Kamis.
Usai seminar "Indonesian Humanitarian Action Forum 2014", ia mengatakan sejak 20 tahun lalu Indonesia bersama dengan negara yang tergabung dalam gerakan non-blok terus mendorong perlucutan senjata nuklir secara menyeluruh.
"Selain mencegah proliferasi senjata nuklir juga penggunaan senjata kimia dan senjata-senjata tertentu yang mematikan seperti bom cluster dan ranjau darat," katanya.
Menurut dia, upaya perlucutan senjata nuklir masih menjadi tantangan besar yang dihadapi masyarakat dunia, karena hingga saat ini masih terdapat ribuan hulu ledak nuklir di dunia.
"Saat ini masih ada sekitar 16-17 ribu hulu ledak nuklir di dunia. Meskipun masih terdapat ribuan hulu ledak di dunia, upaya perlucutan senjata telah menunjukkan kemajuan," katanya.
Ia mengatakan dibandingkan dengan kondisi pada 1970-an jumlah hulu ledak di dunia mengalami penurunan dalam jumlah yang signifikan.
"Upaya yang dilakukan harus diakui sudah menujukkan keberhasilan, tetapi memang belum optimal karena masih ada ribuan hulu ledak nuklir," katanya.
Menurut dia, komitmen Indonesia antisenjata nuklir juga ditunjukkan dengan terlibat dalam upaya diplomasi melalui Konferensi Pelarangan Pengujian Senjata Nuklir (CTBT) dan meratifikasi CTBT.
Dukungan lain ditunjukkan dengan ikut bergabung dalam Conference on the Humanitarian Impact of Nuclear Wapons. Konferensi telah diadakan dua kali di Oslo (2013) dan Nayarit (2014). Selanjutnya akan digelar kembali pada awal Desember 2014 di Vienna.
"Indonesia juga ikut dalam konferensi itu bersama-sama dengan berbagai negara menekan penggunaan senjata nuklir di dunia," katanya.
Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: