Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah jika dikatakan PDIP pecah soal rencana kenaikan harga BBM mengingat salah satu kader partai politik tersebut menuding wapres paling bernafsu melaksanakan rencana pemerintah itu.

"Saya kira tidak ada yang pecah karena tudingan itu hanyalah pandangan bersifat pribadi. Tak ada yang pecah," kata Jusuf Kalla kepada pers di Kantor Wapres Jakarta, Kamis.

Hal tersebut disampaikan mengingat kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM rupanya ditentang oleh sejumlah elite PDIP. Bahkan Politikus PDIP Effendi Simbolon menyebut Jusuf Kalla terlalu bernafsu menaikkan harga BBM.

Dikatakan Wapres, di Kabinet Kerja ada sejumlah poitisi PDIP yang selalu ikut dalam rapat sidang kabinet dan pada prinsipnya PDIP mendukung rencana kenaikan harga BBM.

Namun, kata Kalla, jika ada pendapat pribadi dalam demokrasi maka hal itu adalah wajar, sekalipun pandangan tersebut sebenarnya bertentangan dalam kebijakan partai.

"Jadi wajarlah bertentangan dalam kebijakan partai. Dalam demokrasi ada hal seperti itu wajarlah," kata wapres.

Wapres Jusuf Kalla juga membantah ada penurunan dukungan terhadap pemerintah, mengingat sangat wajar dalam awal-awal pemerintahan selalu ada pertentangan, karena ada yang setuju dan tak setuju.

"Selalu begitu di tahun pertama dan selalu ada pro serta kontra. Itu biasa saja," kata wapres.

Menanggapi penembakan terhadap mobil milik mantan Ketua MPR Amien Rais, Wapres Jusuf Kalla mengatakan minta agar aparat keamanan harus segera mengusut kasus tersebut.

"Tentu kita mengkhawatirkan kejadian itu. Kalau pimpinan seperti itu saja diteror apalagi yang lain. Jadi harus diusutlah," katanya.