Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, menguat 29 poin menjadi Rp12.132 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.161 per dolar AS.

"Laju mata uang rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS di tengah perlambatan produk domestik bruto (PDB) Indonesia," kata Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pelaku pasar menilai ekonomi Indonesia masih dalam posisi yang stabil menyusul program pemerintah yang akan mendorong pembangunan infrastruktur, sehingga peluang bagi Indonesia untuk memacu pertumbuhan ke depannya cukup terbuka.

"Meski rupiah mampu bergerak positif, namun masih cenderung terbatas menyusul kepastian besaran harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi," katanya.

Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan, beredarnya wacana kenaikan harga BBM bersubsidi sebelum 1 Januari 2015 diharapkan dapat mengurangi kekhawatiran investor atas defisit neraca transaksi berjalan Indonesia.

"Outlook mata uang rupiah masih cukup netral dengan pergerakan di kisaran Rp12.100-Rp12.200 per dolar AS," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, mata uang rupiah masih berpotensi mengalami tekanan menyusul data jumlah tenaga kerja di AS versi ADP (Automatic Data Processing), menegaskan berlanjutnya pemulihan ekonomi Paman Sam.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Kamis (6/11) tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.179 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp12.092 per dolar AS.