Jakarta (ANTARA News) - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasona Laoly mengaku masih menunggu penyatuan DPR yang saat ini dilanda dualisme, sehingga bisa menjalankan agenda bersama mitra kerja di DPR.
"Supaya enak maka menunggu DPR menjadi satu dulu. Karena apabila kami datang ke kiri, nanti kanan marah, begitu pula sebaliknya," kata Yasona di Gedung Nusantara II, kompleks parlemen, Jakarta, Kamis.
Yasona menegaskan sikapnya ini bukan meragukan keabsahan pimpinan DPR yang telah dilantik Mahkamah Agung, namun tidak enak apabila dia datang dalam kondisi seperti saat ini.
Menurut dia, para pimpinan partai politik sedang menjalin komunikasi yang baik dengan fraksi-fraksi di DPR sehingga diharapkan dalam waktu dekat terjadi perubahan suasana politik.
"Kami menilai sebaiknya menunggu dulu karena saat ini sedang terjadi komunikasi yang intens antarfraksi. Saya yakin dalam waktu yang tidak begitu lama akan ada solusi," ujarnya.
Yosana mengakui anggota dewan paham apabila perpecahan itu berlangsung lama maka akan mengecewakan rakyat dan merusak citra DPR. Menurut dia rakyat bisa marah karena agenda kerja DPR dalam melayani rakyat menjadi terhambat.
"Teman-teman juga paham kalau semakin lama (dualisme kepemimpinan di DPR) semakin merusak citra DPR," katanya.
Menkumham tunggu DPR "bersatu"
6 November 2014 17:02 WIB
Menkumham Yasona Laoly (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014
Tags: