PM Belanda kunjungi Malaysia untuk bahas MH17
5 November 2014 18:54 WIB
Melvic Choo (13) menerima abu mendiang ayahnya, kopilot Malaysia Airlines MH17 Eugene Choo saat upacara pesemayaman di Seremban, Malaysia, Selasa (2/9). Pesawat Malaysia Airlines Penerbangan MH17 jatuh setelah ditembak di atas Ukraina pada 17 Juli lalu, menewaskan 298 orang. (ANTARA FOTO/REUTERS/Olivia Harris/ox/14.)
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte tiba di Kuala Lumpur, Rabu, untuk kunjungan ke Malaysia yang akan fokus pada perkembangan terbaru terkait jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina.
Rutte, yang terbang dengan Penerbangan MH19 ke ibu kota Malaysia, disambut oleh Wakil Menteri Pertahanan Malaysia Abdul Rahim Bakri di bandara.
Dalam kunjungan satu harinya, Rutte akan bertemu dengan Menlu Malaysia Najib Tun Razak serta para pejabat Malaysia yang terlibat dalam operasi pencarian dan investigasi MH17.
Pesawat MH17 jatuh di Ukraina timur 17 Juli saat terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur dengan 283 penumpang dan 15 awak kapal.
Pesawat ini diyakini telah ditembak jatuh di negara yang dilanda perselisihan di Ukraina.
Ada 193 warga negara Belanda dan 44 warga Malaysia di antara para penumpang, dan sisa-sisa semua jenazah korban Malaysia telah diidentifikasi.
Menurut pernyataan pemerintah, kedua pemimpin juga akan bertukar pandangan mengenai masalah-masalah bilateral serta isu-isu regional dan internasional yang menjadi kepentingan bersama, demikian laporan Xinhua.
(Uu.H-AK)
Rutte, yang terbang dengan Penerbangan MH19 ke ibu kota Malaysia, disambut oleh Wakil Menteri Pertahanan Malaysia Abdul Rahim Bakri di bandara.
Dalam kunjungan satu harinya, Rutte akan bertemu dengan Menlu Malaysia Najib Tun Razak serta para pejabat Malaysia yang terlibat dalam operasi pencarian dan investigasi MH17.
Pesawat MH17 jatuh di Ukraina timur 17 Juli saat terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur dengan 283 penumpang dan 15 awak kapal.
Pesawat ini diyakini telah ditembak jatuh di negara yang dilanda perselisihan di Ukraina.
Ada 193 warga negara Belanda dan 44 warga Malaysia di antara para penumpang, dan sisa-sisa semua jenazah korban Malaysia telah diidentifikasi.
Menurut pernyataan pemerintah, kedua pemimpin juga akan bertukar pandangan mengenai masalah-masalah bilateral serta isu-isu regional dan internasional yang menjadi kepentingan bersama, demikian laporan Xinhua.
(Uu.H-AK)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014
Tags: