Beijing (ANTARA News) - Beberapa pemimpin negara ekonomi APEC "mengantri" untuk dapat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden baru Indonesia Joko Widodo, di sela-sela pertemuan pemimpin negara ekonomi APEC di Beijing, 10-11 November 2014.

"Ada beberapa pemimpin negara ekonomi APEC yang ingin melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Jokowi, namun belum diputuskan," kata Duta Besar RI untuk RRT merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo kepada Antara di Beijing, Selasa.

Ia menambahkan,"selain ingin mengenal Jokowi yang baru saja dilantik sebagai Presiden RI, juga ingin mempererat hubungan negara bersangkutan dengan Indonesia,".

Tentang pemimpin negara ekonomi APEC yang sudah mengajukan permohonan untuk pertemuan bilateral dengan Presiden Jokowi, Dubes Soegeng menegaskan, "banyak, beberapa, tapi ini masih belum diputuskan siapa."

Serangkaian pertemuan pemimpin negara ekonomi APEC pekan depan, Presiden Jokowi dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

"Selain memperkenalkan diri sebagai presiden baru Indonesia, juga untuk memperkokoh hubungan bilateral Indonesia dan Tiongkok yang telah menjadi mitra strategis komprehensif sejak 2013," kata Soegeng, menambahkan.

Penyelenggaraan APEC 2014 bertemakan "Membangun Masa Depan Melalui Kemitraan Asia Pasifik", dengan fokus integrasi kerja sama ekonomi regional, pengembangan inovasi, reformasi serta pertumbuhan ekonomi, memperkuat konektivitas dan pembangunan infrastruktur.

Didirikan pada 1989, forum kerja sama ekonomi APEC telah memainkan peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi baik regional maupun global. Ke-21 negara ekonomi APEC berkontribusi sekitar 57 persen terhadap GDP dunia dan 46 persen perdagangan dunia. (*)