Mengoleskan pasta gigi bisa perparah luka bakar
4 November 2014 18:09 WIB
Media Workshop, Mendobrak Mitos: Perawatan Luka Bakar yang Tepat. Irvani Risyda, Brand Manager Dermatix; dr. R. Aditya Wardhana, SpBP-RE [K], MARS, Ketua Unit Luka Bakar Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo; dr. Irena Sakura Rini, MARS, SpBP-RE, Sekretaris Jenderal PERAPI Pusat (dari kiri ke kanan), Jakarta, Selasa, (4/11). (ANTARA News/Okta Antikasari)
Jakarta (ANTARA News) - Mengoleskan pasta gigi atau mentega pada luka bakar termal sering kali digunakan karena dianggap dapat meringankan luka, namun, itu justru memperparah luka bakar.
"Pada umumnya, luka bakar yang terjadi di sekitar kita adalah luka bakar termal yang diakibatkan panas atau listrik," kata dr. R. Aditya Wardhana, SpBP-RE [K], MARS, Ketua Unit Luka Bakar Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Selasa, (4/11).
"Sayangnya tak sedikit orang yang langsung mengolesi luka bakar dengan menggunakan pasta gigi atau mentega, karena dianggap meringankan luka."
Ia menimpali, "Padahal hal tersebut bukanlah cara yang tepat, justru bisa memperparah luka dan menimbulkan infeksi."
Sementara dr. Irena Sakura Rini, MARS, SpBP-RE, Sekretaris Jenderal PERAPI Pusat berkata, "Kalau luka bakar panas dikasih mentega menambah proses panas karena mentega itu minyak."
Oleh karena itu, langkah awal untuk menangani luka bakar, yakni dengan mengalir air.
"Langkah pertama yang paling benar saat menangani luka bakar dengan mendinginkan luka menggunakan air mengalir bersuhu ruang kurang lebih 20 menit," katanya. "Yang efektif aliri air satu sampai tiga jam setelah kejadian, karena setelah itu tidak efektif."
Di seluruh dunia, kurang lebih 195 ribu kematian per tahun akibat kecelakaan terbakar. Ranking 15 penyebab kematian fire related pada anak dan dewasa umur produktif.
Aditya juga mengatakan bahwa pasien luka bakar yang ditanganinya kebanyakan karena ketumpahan kuah panas seperti kuah bakso, menjelang hari raya.
PERAPI (Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetika Indonesia) didrikan pada 8 November 1980 di Jakarta dan terdaftar di notaris pada 16 Maret 1982.
"Pada umumnya, luka bakar yang terjadi di sekitar kita adalah luka bakar termal yang diakibatkan panas atau listrik," kata dr. R. Aditya Wardhana, SpBP-RE [K], MARS, Ketua Unit Luka Bakar Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Selasa, (4/11).
"Sayangnya tak sedikit orang yang langsung mengolesi luka bakar dengan menggunakan pasta gigi atau mentega, karena dianggap meringankan luka."
Ia menimpali, "Padahal hal tersebut bukanlah cara yang tepat, justru bisa memperparah luka dan menimbulkan infeksi."
Sementara dr. Irena Sakura Rini, MARS, SpBP-RE, Sekretaris Jenderal PERAPI Pusat berkata, "Kalau luka bakar panas dikasih mentega menambah proses panas karena mentega itu minyak."
Oleh karena itu, langkah awal untuk menangani luka bakar, yakni dengan mengalir air.
"Langkah pertama yang paling benar saat menangani luka bakar dengan mendinginkan luka menggunakan air mengalir bersuhu ruang kurang lebih 20 menit," katanya. "Yang efektif aliri air satu sampai tiga jam setelah kejadian, karena setelah itu tidak efektif."
Di seluruh dunia, kurang lebih 195 ribu kematian per tahun akibat kecelakaan terbakar. Ranking 15 penyebab kematian fire related pada anak dan dewasa umur produktif.
Aditya juga mengatakan bahwa pasien luka bakar yang ditanganinya kebanyakan karena ketumpahan kuah panas seperti kuah bakso, menjelang hari raya.
PERAPI (Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetika Indonesia) didrikan pada 8 November 1980 di Jakarta dan terdaftar di notaris pada 16 Maret 1982.
Pewarta: Okta Antikasari
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: