Gedung Putih kecam pemilu yang diadakan separatis Rusia di Ukraina
4 November 2014 06:50 WIB
Alexander Zakharchenko, pemimpin separatis Republik Rakyat Donetsk, memasukkan surat suaranya saat pemilu parlemen lokal dan kepemimpinan di sebuah pos pemungutan suara di Donetsk, Ukraina, Minggu (2/11). (REUTERS/Maxim Zmeyev)
Washington (ANTARA News) - Gedung Putih Senin mengatakan pihaknya tidak akan mengakui pemilu yang diselenggarakan oleh separatis Rusia di bagian dari Ukraina pada akhir pekan dan keprihatinan diungkapkan bahwa Moskow berusaha untuk melegitimasi hasil pemilu itu.
"Amerika Serikat mengutuk sebagai tidak sah, yang disebut 'pemilu' yang diselenggarakan pada Minggu oleh separatis yang didukung Rusia di bagian Donetsk dan Luhansk," kata Bernadette Meehan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
"Kami prihatin dengan pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia hari ini yang berusaha untuk melegitimasi pemilu yang memalukan itu," kata Meehan, memperingatkan bahwa sanksi-sanksi ekonomi pada Moskow "akan dikemukakan" jika Moskow terus mengabaikan kewajibannya berdasarkan gencatan senjata Minsk yang ditandatangani bulan September lalu.
Sementara itu Wakil Tetap Rusia untuk Uni Eropa Senin menyerukan, Uni Eropa harus mengakui pemilu yang diadakan baru-baru ini di Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk yang diproklamirkan secara mandiri, jika tertarik penyelesaian politik konflik Ukraina.
"Saya percaya bahwa jika Uni Eropa benar-benar tertarik dalam penyelesaian politik cepat atas krisis di Ukraina timur, harus menyambut pemilu ini," kata Chizhov seperti dikutip Kantor Berita RIA Novosti.
"Saya tidak menyerukan secara otomatis mengakui republik memproklamirkan secara mandiri itu, tidak ada yang mengharapkan dari Uni Eropa.
"Tetapi fakta bahwa penduduk daerah ini telah menyatakan keinginan mereka harus diakui berdasarkan nilai-nilai demokrasi yang dianjurkan oleh Uni Eropa," tambahnya.
(AK)
"Amerika Serikat mengutuk sebagai tidak sah, yang disebut 'pemilu' yang diselenggarakan pada Minggu oleh separatis yang didukung Rusia di bagian Donetsk dan Luhansk," kata Bernadette Meehan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
"Kami prihatin dengan pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia hari ini yang berusaha untuk melegitimasi pemilu yang memalukan itu," kata Meehan, memperingatkan bahwa sanksi-sanksi ekonomi pada Moskow "akan dikemukakan" jika Moskow terus mengabaikan kewajibannya berdasarkan gencatan senjata Minsk yang ditandatangani bulan September lalu.
Sementara itu Wakil Tetap Rusia untuk Uni Eropa Senin menyerukan, Uni Eropa harus mengakui pemilu yang diadakan baru-baru ini di Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk yang diproklamirkan secara mandiri, jika tertarik penyelesaian politik konflik Ukraina.
"Saya percaya bahwa jika Uni Eropa benar-benar tertarik dalam penyelesaian politik cepat atas krisis di Ukraina timur, harus menyambut pemilu ini," kata Chizhov seperti dikutip Kantor Berita RIA Novosti.
"Saya tidak menyerukan secara otomatis mengakui republik memproklamirkan secara mandiri itu, tidak ada yang mengharapkan dari Uni Eropa.
"Tetapi fakta bahwa penduduk daerah ini telah menyatakan keinginan mereka harus diakui berdasarkan nilai-nilai demokrasi yang dianjurkan oleh Uni Eropa," tambahnya.
(AK)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014
Tags: