Warga berpenghasilan Rp6 juta/bulan dapat KIS
3 November 2014 18:50 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) memberi Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) secara simbolis pada warga yang berhak, didampingi Ibu Negara Iriana Widodo (kedua kiri) dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani saat peluncuran kartu tersebut di Kantor Pos Besar, Jakarta Pusat, Senin (3/11). Peluncuran kartu tersebut ditujukan sebagai jaring pengaman sosial peralihan subsidi BBM. (ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)
Jakarta (ANTARA News) - Salah seorang warga, Isa yang berpenghasilan Rp6-9 juta perbulan mendapat bantuan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar, Kesejahteraan Sosial dan uang elektronika (e-Money) di Kantor Pos Jakarta Pusat, yang diluncurkan Presiden Joko Widodo, di Kantor Pos Jakarta Pusat, Senin.
"Saya didata, sudah diminta tiga kali," kata Isa, warga Pasar Baru, DKI Jakarta.
Isa, satu dari 150 orang KK di Jakarta Pusat yang mendapat bantuan itu, yang diserahkan secara simbolis oleh presiden.
Usaha dia adalah berjualan pecel lele pinggir jalan. Dalam sehari rata-rata pendapatan dari hasil penjualan pecel lele Rp500.000, dengan keuntungan Rp200.000-Rp300.000.
"Suami saya tidak bekerja. Kadang-kadang dia membantu saya di warung," ujarnya.
Isa merasa bantuan yang diberikan pemerintah itu dapat membantu meringankan beban hidup keluarganya. Apalagi tiga anaknya masih bersekolah.
"Terbantu masalah biaya sekolah, kehidupan sehari-hari," ujarnya yang mengontrak rumah di sekitar Pasar Baru.
Sementara itu Rofiah, warga Pintu Air, Jakarta Pusat mengatakan pendapatan dirinya dan suaminya Rp50.000-Rp100.000 sehari.
Sehari-hari dia menjual nasi uduk, sedangkan suaminya berprofesi sebagai tukang parkir. "Tak mencukupi. Bantuan pemerintah sangat membantu," kata Rofiah yang memiliki dua anak.
Sedangkan Aila, warga Pasar Baru, DKI Jakarta tidak bekerja. Suaminya juga bekerja sebagai buruh. "Pendapatan sehari-hari tidak jelas. Suami saya kadang bekerja, kadang tidak," ucapnya.
Dia mewakili Rusdi, suaminya untuk mendapatkan bantuan tersebut di Kantor Pos Jakarta Pusat.
Menanggapi permasalahan itu Kepala Humas BPJS , Irfan Humaidi, mengatakan pihaknya tidak dapat membatalkan nama-nama warga yang mendapat KIS. Nama-nama penerima KIS berdasarkan data dari Kementerian Sosial dan Dinas Sosial.
"Tugas kami menyalurkan, bekerja sama dengan PT Pos Indonesia. Kalau ada kekeliruan dalam pendataan, silahkan lapor kepada pihak yang berwenang," katanya.
Dia mengatakan peluncuran keempat program itu dilakukan secara simbolis di lima titik yaitu Kantor Pos Besar (Jakarta Pusat), Kantor Pos Jalan Pemuda (Jakarta Timur), Kantor Pos Kebon Bawang (Jakarta Utara), Kantor Pos Fatmawati, dan Kantor Pos Mampang (Jakarta Selatan).
Jumlah penerima KIS, Kartu Indonesia Pintar,Kesejahteraan Sosial dan e-Money di lima titik itu sebanyak 600 KK. Sedangkan jumlah anggota keluarga yang mendapatkan bantuan pemerintah itu sebanyak 2.775 orang.
"Saya didata, sudah diminta tiga kali," kata Isa, warga Pasar Baru, DKI Jakarta.
Isa, satu dari 150 orang KK di Jakarta Pusat yang mendapat bantuan itu, yang diserahkan secara simbolis oleh presiden.
Usaha dia adalah berjualan pecel lele pinggir jalan. Dalam sehari rata-rata pendapatan dari hasil penjualan pecel lele Rp500.000, dengan keuntungan Rp200.000-Rp300.000.
"Suami saya tidak bekerja. Kadang-kadang dia membantu saya di warung," ujarnya.
Isa merasa bantuan yang diberikan pemerintah itu dapat membantu meringankan beban hidup keluarganya. Apalagi tiga anaknya masih bersekolah.
"Terbantu masalah biaya sekolah, kehidupan sehari-hari," ujarnya yang mengontrak rumah di sekitar Pasar Baru.
Sementara itu Rofiah, warga Pintu Air, Jakarta Pusat mengatakan pendapatan dirinya dan suaminya Rp50.000-Rp100.000 sehari.
Sehari-hari dia menjual nasi uduk, sedangkan suaminya berprofesi sebagai tukang parkir. "Tak mencukupi. Bantuan pemerintah sangat membantu," kata Rofiah yang memiliki dua anak.
Sedangkan Aila, warga Pasar Baru, DKI Jakarta tidak bekerja. Suaminya juga bekerja sebagai buruh. "Pendapatan sehari-hari tidak jelas. Suami saya kadang bekerja, kadang tidak," ucapnya.
Dia mewakili Rusdi, suaminya untuk mendapatkan bantuan tersebut di Kantor Pos Jakarta Pusat.
Menanggapi permasalahan itu Kepala Humas BPJS , Irfan Humaidi, mengatakan pihaknya tidak dapat membatalkan nama-nama warga yang mendapat KIS. Nama-nama penerima KIS berdasarkan data dari Kementerian Sosial dan Dinas Sosial.
"Tugas kami menyalurkan, bekerja sama dengan PT Pos Indonesia. Kalau ada kekeliruan dalam pendataan, silahkan lapor kepada pihak yang berwenang," katanya.
Dia mengatakan peluncuran keempat program itu dilakukan secara simbolis di lima titik yaitu Kantor Pos Besar (Jakarta Pusat), Kantor Pos Jalan Pemuda (Jakarta Timur), Kantor Pos Kebon Bawang (Jakarta Utara), Kantor Pos Fatmawati, dan Kantor Pos Mampang (Jakarta Selatan).
Jumlah penerima KIS, Kartu Indonesia Pintar,Kesejahteraan Sosial dan e-Money di lima titik itu sebanyak 600 KK. Sedangkan jumlah anggota keluarga yang mendapatkan bantuan pemerintah itu sebanyak 2.775 orang.
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: