Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) menargetkan produksi minyak dan gas pada 2015 mengalami kenaikan sekitar 9 persen dibandingkan prognosa 2014.

Dirut Pertamina M Husen, di Jakarta, Senin, mengatakan kenaikan produksi tersebut berasal baik dari lapangan baru, optimalisasi lapangan eksisting, dan akuisisi.

"Kami semua bersiap mencapai target 2015," katanya.

Menurut dia, kenaikan produksi diharapkan juga berasal dari akuisisi 30 persen kepemilikan aset anak perusahaan migas asal AS, Murphy Oil Corporation yang beroperasi di lepas pantai Malaysia yakni Murphy Sabah Oil Co Ltd dan Murphy Sarawak Oil Co Ltd.

Husen mengatakan Pertamina akan fokus mencari minyak dibandingkan gas.

"Kalau saat mengebor, ada minyak dan gas, kami akan fokus ke minyak dulu," katanya.

Ia menambahkan, sesuai target produksi migas pada 2025, kontribusi akuisisi cukup besar.

Pertamina, lanjutnya, menargetkan tambahan produksi migas per tahun dari akuisisi sekitar 20.000--30.000 barel setara minyak per hari.

"Sesuai kekuatan keuangan," katanya.

Pertamina menargetkan produksi migas pada 2014 sekitar 550.000 barel setara minyak per hari yang terdiri atas minyak 280.000 barel dan gas 270.000 barel (1.568 juta kaki kubik per hari/MMSCFD).

Produksi migas Pertamina sampai Oktober 2014 tercatat 540.000 barel setara minyak per hari dan menjadi terbesar di Indonesia.

Sementara, sampai semester pertama 2014, Pertamina mencatat produksi migas 520.360 barel setara minyak per hari atau naik 11,9 persen dibandingkan realisasi periode sama 2013.

Pada akhir Juni 2014, produksi minyak Pertamina 254.570 barel per hari atau naik 27,9 persen dibandingkan periode sama 2013.

Sedang, produksi gas tercatat 1.540 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 264.880 barel setara minyak per hari.

Pada 2025, Pertamina menargetkan produksi migas 2,2 juta barel setara minyak per hari.

Target 2025 tersebut berasal dari lapangan eksisting 900.000 barel setara minyak per hari dan ekspansi internasional 600.000 barel setara minyak per hari.

Sisanya, berasal dari peningkatan hak partisipasi, pengembangan "shale gas" dan "coal bed methane" (CBM), dan pengelolaan wilayah kerja domestik yang sudah berakhir masa kontraknya.

Pada 2018, produksi migas dari anak perusahaan, PT Pertamina EP ditargetkan 375.000 barel setara minyak per hari atau menjadi produsen terbesar di Indonesia.
(K007)