Rusia hormati keinginan rakyat Ukraina dalam pemilu
3 November 2014 08:39 WIB
Alexander Zakharchenko, pemimpin separatis Republik Rakyat Donetsk, memasukkan surat suaranya saat pemilu parlemen lokal dan kepemimpinan di sebuah pos pemungutan suara di Donetsk, Ukraina, Minggu (2/11). Separatis pro-Rusia menggelar pemilu untuk memilih pemimpin regional di daerah-daerah yang mereka kuasai di Ukraina Minggu kemarin, yang bertujuan untuk membawa kawasan mereka lebih dekat ke Rusia dan menentang Kiev serta pihak Barat sementara daerah mereka terus bergejolak. (REUTERS/Maxim Zmeyev)
Moskow (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri Rusia pada Minggu malam (2/11) menyatakan Moskow menghormati ungkapan keinginan rakyat Ukraina Tenggara untuk memberi suara dalam pemilihan anggota badan legislatif dan pemimpin regional.
"Pemilihan umum di Wilayah Donetsk dan Lugansk secara umum diselenggarakan dengan baik, dan jumlah pemilih banyak," kata kementerian itu di dalam satu pernyataan, sebagaimana dikutip Xinhua, Selasa pagi.
Kementerian Luar Negeri di Moskow menekankan mereka yang dipilih telah menerima mandat untuk memulihkan kehidupan normal di wilayah tersebut.
Dalam pengumuman yang dikeluarkan pada Minggu larut malam, Presiden Ukraina Petro Poroshenko menyebut pemilihan umum yang diselenggarakan di kedua wilayah di bagian timur negerinya sebagai "lelucon".
Ia mengatakan, "Saya harap Rusia takkan menyelenggarakan apa yang disebut pemilihan umum sebab semua itu adalah pelanggaran nyata terhadap Protokol Minsk 5 September, yang juga ditandatangani oleh wakil Rusia."
Protokol Minsk adalah kesepakatan perdamaian internasional yang dimaksudkan untuk menghentikan berbulan-bulan pertempuran antara kaum separatis dan tentara Ukraina.
Pemilihan umum di Ukraina Tenggara dimulai pada pukul 08.00 waktu setempat (12.00WIB) dan berlangsung sampai pukul 20.00 waktu setempat (Selasa, 00.00 WIB). Ada tiga calon yang bersaing untuk memperebutkan jabatan "presiden" di Donetsk dan empat calon di Lugansk.
Beberapa saat sebelum pengumuman Moskow, diplomat senior Uni Eropa Federica Mogherini sudah menggambarkan pemungutan suara itu sebagai "penghalang baru di jalan menuju perdamaian".
"Pemilihan umum di Wilayah Donetsk dan Lugansk secara umum diselenggarakan dengan baik, dan jumlah pemilih banyak," kata kementerian itu di dalam satu pernyataan, sebagaimana dikutip Xinhua, Selasa pagi.
Kementerian Luar Negeri di Moskow menekankan mereka yang dipilih telah menerima mandat untuk memulihkan kehidupan normal di wilayah tersebut.
Dalam pengumuman yang dikeluarkan pada Minggu larut malam, Presiden Ukraina Petro Poroshenko menyebut pemilihan umum yang diselenggarakan di kedua wilayah di bagian timur negerinya sebagai "lelucon".
Ia mengatakan, "Saya harap Rusia takkan menyelenggarakan apa yang disebut pemilihan umum sebab semua itu adalah pelanggaran nyata terhadap Protokol Minsk 5 September, yang juga ditandatangani oleh wakil Rusia."
Protokol Minsk adalah kesepakatan perdamaian internasional yang dimaksudkan untuk menghentikan berbulan-bulan pertempuran antara kaum separatis dan tentara Ukraina.
Pemilihan umum di Ukraina Tenggara dimulai pada pukul 08.00 waktu setempat (12.00WIB) dan berlangsung sampai pukul 20.00 waktu setempat (Selasa, 00.00 WIB). Ada tiga calon yang bersaing untuk memperebutkan jabatan "presiden" di Donetsk dan empat calon di Lugansk.
Beberapa saat sebelum pengumuman Moskow, diplomat senior Uni Eropa Federica Mogherini sudah menggambarkan pemungutan suara itu sebagai "penghalang baru di jalan menuju perdamaian".
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014
Tags: