Madrid (ANTARA News) - Petenis Belgia, Justine Henin-Hardenne, Sabtu, mengingatkan bahwa dirinya belum 'habis' setelah merebut tempat nomor satu pada akhir tahun, kendati mengalami berbagai gangguan kesehatan yang mengkhawatirkan. Petenis Belgia itu lolos ke final event besar kelimanya tahun ini dengan menundukkan petenis Rusia, Maria Sharapova, 6-2, 7-6 (7/5) dan pada waktu bersamaan merebut kembali peringkat satu dunia yang pernah dikuasainya selama 45 pekan pada 2003 dan 2004. Tahun ini dia bertemu juara bertahan Amelie Mauresmo untuk ketiga kalinya dalam final event besar setelah petenis Prancis itu mengalahkan petenis Belgia Kim Clijsters 6-2, 3-6, 6-3 di semi-final Sabtu. "Saya mengalami musim yang luar biasa dan saya pikir saya pantas memperolehnya," katanya, seperti dilanasir AFP. "Saya pemain paling konsisten. Dari 13 turnamen yang saya ikuti tahun ini saya mencapai sepuluh final. Dan tidak mudah empat kali mencapai final Grand Slams. Saya merasa bangga begitu solid. Kendati musim ini dirongrong cedera, Henin-Hardenne merebut lima gelar sehingga totalnya menjadi 28. Dia mencapai semua keempat final Grand Slams untuk menjadi petenis ketujuh di era Open yang mencapai prestasi itu dan yang pertama sejak Martina Hingis pada 1997. Mauresmo merebut gelar Australia Terbuka dan Wimbledon mengalahkan petenis Belgia itu ketika Henin yang berusia 24 tahun menarik diri dari final karena cedera. Dia merebut gelar ketiga Prancis Terbuka, tapi kalah dalam AS Terbuka dari Sharapova. "Itu musim terbaik dalam karir saya dan saya akan menikmatinya selama dua bulan mendatang." Henin-Hardenne absen bermain dua bulan terakhir karena cedera tulang kering setelah mengalami cedera lutut dalam musim panas. Tapi berbagai kesulitan dalam tahun lalu menjadikan dia lebih menghargai peringkat satunya ketimbang saat dia meraihnya pada 2003. "Terasa sangat berbeda. Pada waktu itu semuanya baru. Kini saya merasakan bagaimana sulitnya meraih itu." (*)