Jakarta (ANTARA News) - Politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem) Akbar Faizal berpendapat bahwa karya foto jurnalistik berkontribusi mengawal demokrasi di Indonesia, terutama saat pemilihan presiden beberapa waktu lalu.

"Perannya sangat kuat karena sama dengan tulisan, karya foto juga memengaruhi opini masyarakat," katanya saat menjadi pembicara dalam diskusi fotografi bertema "Foto Jurnalistik Membingkai Demokrasi" yang digelar Biro Foto Kantor Berita Antara di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan perkembangan teknologi informasi disertai peran media sosial membuat karya foto memainkan peran penting dalam industri media.

Selama pesta demokrasi, menurut Faisal foto-foto tentang kedua pihak yang maju dalam pemilihan presiden menjadi alat untuk "perang kampanye".

Faisal juga mengapresiasi karya pewarta foto Indonesia tentang aktivitas para politisi di Gedung DPR/MPR. Foto-foto yang ditampilkan tambahnya, ada beberapa momen yang dapat menyadarkan para politisi tentang sifat kekanak-kanakan.

Namun, atas semua karya foto wartawan Indonesia, Pengurus Partai NasDem ini meminta para pewarta foto agar tetap mempertahankan unsur kejujuran pada foto mereka.

"Misalnya, seorang politisi sedang menguap karena berhari-hari rapat di Senayan, lalu difoto dan masuk ke media massa maka persepsi yang keluar akan negatif," ucapnya.

Diskusi yang juga dihadiri Praktisi Visual Jay Subijakto, Kepala Divisi Foto Media Indonesia Hariyanto serta dua politisi yakni Faisal Akbar dan Maruarar Sirait itu lebih banyak mengupas tentang foto-foto kilas balik karya Pewarta Foto Antara.

Jay Subijakto mengatakan karya foto atau visual sangat kuat memotivasi masyarakat.

"Itu yang memotivasi kami membuat konser Salam Dua Jari beberapa waktu lalu, dan mendokumentasi dengan video dan kamera, efeknya sangat luar biasa," tukasnya.

Sementara Kepala Divisi Foto Media Indonesia Hariyanto berpendapat bahwa karya fotografi juga dapat menggiring opini publik.

"Terlepas dari adanya kepentingan pemilik modal dalam karya jurnalistik, prinsipnya adalah karya tulis maupun foto harus bermanfaat untuk publik," ujarnya.
(SDP-73/C004)