Jangan antre saat harga BBM dinaikkan
31 Oktober 2014 15:57 WIB
Dokumentasi seorang pemulung melintasi papan pengumuman BBM bersubsidi habis di salah satu SPBU jalan Enggano, Jakut, Jumat (29/8). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri ESDM, Sudirman Said, mengimbau masyarakat tidak perlu mengantre untuk mengisi BBM di SPBU kalau pemerintah sudah memutuskan kenaikan harga BBM itu.
"Tidak perlu antre berjam-jam cuma untuk beberapa liter. Keuntungannya tidak banyak. Tenang saja. Stok BBM cukup di seluruh Indonesia," katanya, di Jakarta, Jumat.
Sesuai laporan yang diterima, Pertamina sudah mengecek persiapan-persiapan yang diperlukan di pusat pasokan dan distribusi mengantisipasi kenaikan harga BBM.
Namun, lanjutnya, sampai saat ini, pemerintah belum memutuskan waktu dan besaran kenaikan harga BBM.
Sebelumnya, Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, mengatakan, pemerintah akan menaikkan harga BBM sebelum 1 Januari 2015.
Said mengatakan, semua kalangan sudah meyakini kenaikan harga BBM memang tidak terelakkan. "Apakah bisa ditunda? Saya rasa tidak," ujarnya.
Ia mengatakan, dalam lima tahun terakhir, anggaran subsidi terutama BBM sudah mencapai Rp1.300 triliun.
Sementara, pengeluaran kesejahteraan rakyat dalam lima tahun hanya Rp600 triliun dan kalau ditambah infrastruktur Rp500 triliun, berarti total Rp1.100 triliun.
"Bayangkan, akibat subsidi pada produk yang tidak tepat sasaran, maka masyarakat terutama kecil terkorbankan," ujarnya.
Menurut dia, dengan dana Rp1.000 triliun, maka bisa membangun infrastruktur seperti rumah sakit, sekolah, irigasi, jalan tol, pelabuhan, kilang, dan pipa gas.
Kenaikan harga BBM juga akan menekan penyelewengan karena disparitas harga makin mengecil.
"Selanjutnya, bagaimana membangun kemandirian energi termasuk pengembangan energi terbarukan," tuturnya.
"Tidak perlu antre berjam-jam cuma untuk beberapa liter. Keuntungannya tidak banyak. Tenang saja. Stok BBM cukup di seluruh Indonesia," katanya, di Jakarta, Jumat.
Sesuai laporan yang diterima, Pertamina sudah mengecek persiapan-persiapan yang diperlukan di pusat pasokan dan distribusi mengantisipasi kenaikan harga BBM.
Namun, lanjutnya, sampai saat ini, pemerintah belum memutuskan waktu dan besaran kenaikan harga BBM.
Sebelumnya, Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, mengatakan, pemerintah akan menaikkan harga BBM sebelum 1 Januari 2015.
Said mengatakan, semua kalangan sudah meyakini kenaikan harga BBM memang tidak terelakkan. "Apakah bisa ditunda? Saya rasa tidak," ujarnya.
Ia mengatakan, dalam lima tahun terakhir, anggaran subsidi terutama BBM sudah mencapai Rp1.300 triliun.
Sementara, pengeluaran kesejahteraan rakyat dalam lima tahun hanya Rp600 triliun dan kalau ditambah infrastruktur Rp500 triliun, berarti total Rp1.100 triliun.
"Bayangkan, akibat subsidi pada produk yang tidak tepat sasaran, maka masyarakat terutama kecil terkorbankan," ujarnya.
Menurut dia, dengan dana Rp1.000 triliun, maka bisa membangun infrastruktur seperti rumah sakit, sekolah, irigasi, jalan tol, pelabuhan, kilang, dan pipa gas.
Kenaikan harga BBM juga akan menekan penyelewengan karena disparitas harga makin mengecil.
"Selanjutnya, bagaimana membangun kemandirian energi termasuk pengembangan energi terbarukan," tuturnya.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: