Indonesia pasar terbesar komponen otomotif Thailand
30 Oktober 2014 15:03 WIB
President of Thai Auto Part Manufacturers Association (TAPMA) Achana Limpaitoon (kiri) dan President of Thailand Automotive Institute (TAI) Vichai Jirathiyut (tengah) sedang menjelaskan pengembangan industri otomotif di Negeri Gajah Putih itu kepada wartawan dari Indonesia, di Bangkok, Thailand, Kamis, (30/10) . (ANTARA News/ Risbiani)
Bangkok (ANTARA) - Indonesia menjadi pasar ekspor terbesar komponen otomotif Thailand, di samping dua negara lainnya di Asia.
President of Thai Auto Part Manufacturers Association (TAPMA) Achana Limpaitoon, di Bangkok, Thailand, Kamis, mengatakan meskipun kinerja industri otomotif masih dalam pemulihan, namun industri komponennya diperkirakan masih tumbuh sekitar lima persen sampai akhir tahun.
"Bahkan ekspornya juga meningkat. Indonesia menjadi negara tujuan ekspor (komponen otomotif) terbesar, di samping Jepang dan Malaysia," katanya pada pertemuan dengan sejumlah media dari Indonesia yang berkunjung ke Thailand Automotive Institute.
Selain itu, Thailand juga mengekspor komponen otomotif ke Brazil, India, dan Amerika Serikat.
"Sebagian besar ekspor adalah komponen-komponen untuk mobil CKD (terurai penuh), selain roda dan komponen lain seperti aksesoris untuk pasar purnajual," kata Achana.
Ia mengatakan industri otomotif dan komponennya merupakan pemberi kontribusi ekspor terbesar di Thailand, baru kemudian produk elektronik, termasuk komputer, dan produk kimia.
"Industri otomotif dan komponennya memberi kontribusi sekitar 9-10 persen GDP Thailand," kata President of Thailand Automotive Institute (TAI) Vichai Jirathiyut.
Thailand memiliki 18 pabrikan mobil dari 20 merek dunia, antara lain Toyota (Jepang), BMW (Jerman), GM (Amerika Serikat), Scania (Swedia), Tata (India) dan Dongfeng (Tiongkok).
Toyota sebagai salah satu pabrikan terbesar memiliki kapasitas perakitan sekitar 750 ribu unit/tahun dari total kapasitas pabrik mobil di Thailand yang mencapai sekitar 2,8 juta unit/tahun.
Selain itu industri itu didukung oleh 648 perusahaan komponen di tier 1 dan 1.700 perusahaan komponen, serta di tier 2 dan 3 yang semuanya merupakan usaha kecil dan menengah lokal.
President of Thai Auto Part Manufacturers Association (TAPMA) Achana Limpaitoon, di Bangkok, Thailand, Kamis, mengatakan meskipun kinerja industri otomotif masih dalam pemulihan, namun industri komponennya diperkirakan masih tumbuh sekitar lima persen sampai akhir tahun.
"Bahkan ekspornya juga meningkat. Indonesia menjadi negara tujuan ekspor (komponen otomotif) terbesar, di samping Jepang dan Malaysia," katanya pada pertemuan dengan sejumlah media dari Indonesia yang berkunjung ke Thailand Automotive Institute.
Selain itu, Thailand juga mengekspor komponen otomotif ke Brazil, India, dan Amerika Serikat.
"Sebagian besar ekspor adalah komponen-komponen untuk mobil CKD (terurai penuh), selain roda dan komponen lain seperti aksesoris untuk pasar purnajual," kata Achana.
Ia mengatakan industri otomotif dan komponennya merupakan pemberi kontribusi ekspor terbesar di Thailand, baru kemudian produk elektronik, termasuk komputer, dan produk kimia.
"Industri otomotif dan komponennya memberi kontribusi sekitar 9-10 persen GDP Thailand," kata President of Thailand Automotive Institute (TAI) Vichai Jirathiyut.
Thailand memiliki 18 pabrikan mobil dari 20 merek dunia, antara lain Toyota (Jepang), BMW (Jerman), GM (Amerika Serikat), Scania (Swedia), Tata (India) dan Dongfeng (Tiongkok).
Toyota sebagai salah satu pabrikan terbesar memiliki kapasitas perakitan sekitar 750 ribu unit/tahun dari total kapasitas pabrik mobil di Thailand yang mencapai sekitar 2,8 juta unit/tahun.
Selain itu industri itu didukung oleh 648 perusahaan komponen di tier 1 dan 1.700 perusahaan komponen, serta di tier 2 dan 3 yang semuanya merupakan usaha kecil dan menengah lokal.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
Tags: