Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan luncuran awan panas Gunung Sinabung masih berpotensi terjadi, sesuai dengan keberadaan alat atau parameter kegempaan.
"Kita tidak tahu sampai kapan erupsi Gunung Sinabung akan berakhir, sebab Badan Geologi pun juga tidak bisa memprediksikan kapan Sinabung berhenti hingga kembali normal. Artinya semua parameter kegunungapian masih menunjukkan aktivitas yang tinggi, dan erupsi serta luncuran masih berpotensi terjadi," kata Sutopo di Jakarta, Rabu.
Sutopo mengatakan berdasarkan data sebelumnya pola luncuran awan sudah diketahui setelah adanya bukaan kawah ke arah Tenggara dan Selatan dengan radius 5 km, dan apabila terjadi hingga radius 3 km, masyarakat harus mengungsi.
Sedangkan data Minggu (26/10), aktivitas Gunung Sinabung masih terjadi guguran 98 kali dan 2 kali awan panas dari puncak dengan jarak luncur terjauh 3.500 m ke arah Selatan.
Sementara tinggi kolom abu awan panas mencapai 2.000 m, dan tercatat guguran lava dari dekat puncak (sisi barat) sejauh 700-1000m, dengan status yang masih tetap Siaga atau level tiga.
Terkait dengan jumlah pengungsi, Sutopo mengatakan hingga kini mencapai 3.284 jiwa atau 1.018 KK yang ditempatkan di 12 titik pengungsian.
Sedangkan untuk persediaan logistik masih mencukupi, dan BNPB telah menyerahkan bantuan sebesar Rp10,3 miliar kepada BPBD Kabupaten Karo untuk sewa lahan, sewa rumah dan jaminan hidup bagi pengungsi dari Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kutatonggal, Gamber, Berastepu dan Gurukinayan.
Luncuran awan panas Sinabung masih berpotensi terjadi
29 Oktober 2014 20:55 WIB
ilustrasi--Gunung Sinabung mengeluarkan debu vulkanik disertai awan panas, tampak dari Desa Tiga Pancur, Simpang Empat, Karo, Sumut, Minggu (26/10). (ANTARA FOTO/Septianda Perdana) ()
Pewarta: Abdul Malik
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: