Semarang (ANTARA News) - Pemain-pemain PSIS Semarang tetap menjalani latihan di Stadion Jatidiri Semarang, Jawa Tengah, meskipun tim ini mendapat sanksi diskualifikasi dari babak delapan besar Kompetisi Sepak Bola Divisi Utama Liga Indonesia dari Komisi Disiplin PSSI.

"Pemain tetap latihan, bahkan sore ini atau Rabu sore tetap latihan karena mereka adalah pemain profesional," kata CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi di Semarang, Rabu.

Ketika ditanya apakah tim berjuluk Mahesa Jenar ini akan dibubarkan begitu ada sanksi diskualifikasi dari Komisi Disiplin PSSI, dia menjawab, "Kalau dibubarkan, jelas tidak. Mereka tetap terikat kontrak hingga 10 November mendatang."

Sampai akhir Oktober ini, kata dia, mereka tetap latihan seperti biasa, kemudian awal November diliburkan selama sebulan.

Setelah itu pada awal Desember 2014 mereka akan dipanggil kembali untuk persiapan menghadapi musim kompetisi 2015.

"Terus terang dari sisi psikologis dengan adanya sanksi ini membuat para pemain drop karena mereka tidak bisa melakukan pembelaan," katanya.

Komisi Disiplin PSSI di Kantor PSSI Senayan, Jakarta, Selasa (28/10), memutuskan PSS Sleman dan PSIS Semarang didiskualifikasi dari babak delapan besar Divisi Utama.

"PSS Sleman dan PSIS Semarang berhenti sampai di sini. Selanjutnya akan dilakukan investigasi satu per satu mulai pemain, pelatih, hingga ofisial," kata Ketua Komisi Disiplin PSSI Hinca Panjaitan usai sidang.

Yoyok Sukawi mengatakan, "Mungkin pada musim kompetisi tahun ini timnya terhadang. Akan tetapi, pada musim kompetisi mendatang akan membentuk tim yang hebat dengan pendanaan yang kuat untuk membuktikan bahwa PSIS masih bisa bersaing."

Ia mengakui persiapan untuk melakoni musim kompetisi 2014 selama 12 bulan dan itu belum terhenti karena untuk pemilihan umum anggota legislatif, kemudian Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI sehingga memerlukan dana yang besar untuk bisa mencapai babak delapan besar seperti sekarang ini.

"Kami taksir untuk mengarungi musim kompetisi sekarang hingga babak delapan besar ini sudah menghabiskan dana Rp5,5 miliar. Kalau rugi, tentu saja pasti," katanya.

Menyinggung sikap sponsor, dia mengatakan tidak masalah karena hubungannya bersikap profesional.

"Yang jelas saya meminta maaf kepada masyarakat Semarang karena belum bisa mengantarkan PSIS masuk ke Liga Super Indonesia," katanya.