Maiduguri, Nigeria (ANTARA News) - Sekitar 30 remaja--beberapa di antaranya gadis yang masih berusia 11 tahun--diculik di bagian utara Nigeria sepanjang akhir pekan oleh sekelompok orang yang diduga anggota Boko Haram, kata kepala desa tempat kejadian perkara pada Minggu.

"Orang-orang itu menculik anak-anak muda, baik laki-laki maupun perempuan, di wilayah kami," kata Alhaji Shettima Maina, kepala desa Mafa yang terletak 50 kilometer sebelah timur ibu kota negara bagian Borno.

"Mereka mengambil semua pemuda berusia 13 tahun ke atas dan semua gadis berumur 11 tahun atau lebih. Menurut informasi yang kami terima, sekitar 30 orang telah diculik selama dua hari terakhir ini," kata Shettima Maina.

Tokoh desa, Mallam Ashiekh Mustapha, membenarkan pernyataan kepala desa.

Dua orang tersebut mengatakan 17 orang juga tewas akibat serangan Boko Haram di desa tetangga, Ndongo, sela,a beberapa hari terakhir.

Boko Haram adalah kelompok pemberontak yang mulai mengangkat senjata melawan pemerintah Nigeria sejak 2009. Mereka dituduh bertanggung jawab atas serangkaian serangan dan penculikan.

Pada April, kelompok tersebut menculik lebih dari 200 remaja putri di kota Chibok dan memicu kecaman internasional.

Penculikan terhadap wanita dan remaja putri--serta pemaksaan terhadap pemuda untuk bergabung--merupakan taktik yang umum digunakan Boko Haram.

Sejumlah pengamat memperkirakan lebih dari 500 orang telah ditahan oleh Boko Haram. Sebagian besar korban dipercaya telah dipaksa menikahi anggota kelompok tersebut.

Penculikan terakhir terjadi meski pun pemerintah Nigeria telah menyatakan gencatan senjata terhadap pemberontak.

Pada awal bulan ini, pemerintah mengumumkan telah mencapai kesepakatan dengan Boko Haram untuk mengakhiri konflik yang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang selama lima tahun terakhir.

Namun kenyataan di lapangan menunjukkan gencatan senjata itu tidak dipatuhi karena serangan-serangan bersenjata masih terus bermunculan.

Serangan-serangan dan penculikan itu telah memunculkan keraguan terhadap klaim dari pemerintah mengenai kesepakatan gencatan senjata.

Boko Haram, yang ingin mendirikan negara Islam di bagian utara Nigeria, adalah kelompok yang terpecah-pecah tanpa komando pusat. Sejumlah pengamat meragukan fraksi Boko Haram yang berunding dengan pemerintah mempunyai pengaruh untuk memaksakan gencatan senjata.

(Uu.G005)