Komdis PSSI cabut sanksi Persib Bandung
24 Oktober 2014 23:56 WIB
ilustrasi Pemain Persib Bandung memakai kaos bergambar Panglima Viking Ayi Beutik sebelum pertandingan melawan Persijap Jepara pada kompetisi Indonesia Super League di stadion Jalak Harupat kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (19/8). (ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
Jakarta (ANTARA News) - Komisi Disiplin PSSI mencabut sanksi larangan menggelar pertandingan tanpa penonton bagi Persib Bandung saat menghadapi Mitra Kukar di Stadion Jalak Harupat Soreang Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (25/10).
Percabutan sanksi ini dilakukan setelah pihak manajemen klub berjuluk Maung Bandung itu melakukan pertemuan dengan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI di Sekretariat PSSI di Senayan Jakarta, Jumat.
Pertemuan tersebut membahas masalah "flare" atau penyalaan kembang api warna-warni dan tidakan rasis yang terjadi pada pertandingan sebelumnya.
"Komdis sebelumnya minta kepada kami untuk mengidentifikasi siapa yang menyalakan flare saat pertandingan Persib dan kami berusaha melakukannya," kata Direkur PT Persib Bandung Bermartabat, Risha Adi Wijaya di Kantor PSSI Jakarta.
Saat pertandingan antara Persib melawan Persebaya, terjadi tindakan yang melanggar aturan yaitu menyalakan flare. Atas kasus tersebut, Komdis PSSI langsung memberikan hukuman pertandingan tanpa penonton bagi anak asuh Djadjang Nurjaman itu pada laga berikutnya.
Hanya saja, dengan mampu memenuhi syarat dari Komdis PSSI yaitu membawa suporter yang menyalakan flare maka larangan pertandingan tanpa penonton saat menghadapi Mitra Kukar pada lanjutan delapan besar Indonesia Super Laegue (ISL) dicabut.
Dengan adanya kelonggaran ini pihak Persib maupun panitia penyelenggara pertandingan dituntut untuk berkerja keras yaitu memperketat penjagaan agar flare maupun atribut berbau rasial tidak masuk stadion.
"Kami akan memperketat pintu masuk ke stadion. Kami juga akan memperbanyak aparat yang mengawasi pergerakan suporter. Kami tidak ingin pertandingan besok ada masalah," kata Risha Adi Wijaya menambahkan.
Selain memperketat penjagaan, manajemen Persib Bandung juga akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat suporter akan bahaya penggunaan flare pada sebuah pertandingan maupun tidakan rasis. Sosialisasi akan dilakukan melalui media radio maupun media sosial.
Dengan dicabutnya sanksi dari Komdis PSSI maka para "bobotoh" atau penggemar diperbolehkan mendukung tim kesayangan mereka secara langsung. Apalagi laga melawan Mitra Kukar adalah pertandingan penting untuk mengamankan tiket semifinal ISL.
Sebelumnya pihak Arema Cronus juga melakukan hal yang sama. Dengan mampu mengindentifikasi pelaku yang menyalakan flare saat pertandingan Arema melawan Persipura akhirnya Komdis PSSI mencabut sanksi pertandingan tanpa penonton.
Selain mampu mengidentifikasi pelaku, manajemen Arema juga mengajukan 15 syarat yang dibuat sendiri. Jika tidak bisa dilakukan maka Komdis PSSI kemungkinan besar akan memberikan sanksi yang lebih berat. Kondisi yang sama berpeluang terjadi pada Persib.
Percabutan sanksi ini dilakukan setelah pihak manajemen klub berjuluk Maung Bandung itu melakukan pertemuan dengan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI di Sekretariat PSSI di Senayan Jakarta, Jumat.
Pertemuan tersebut membahas masalah "flare" atau penyalaan kembang api warna-warni dan tidakan rasis yang terjadi pada pertandingan sebelumnya.
"Komdis sebelumnya minta kepada kami untuk mengidentifikasi siapa yang menyalakan flare saat pertandingan Persib dan kami berusaha melakukannya," kata Direkur PT Persib Bandung Bermartabat, Risha Adi Wijaya di Kantor PSSI Jakarta.
Saat pertandingan antara Persib melawan Persebaya, terjadi tindakan yang melanggar aturan yaitu menyalakan flare. Atas kasus tersebut, Komdis PSSI langsung memberikan hukuman pertandingan tanpa penonton bagi anak asuh Djadjang Nurjaman itu pada laga berikutnya.
Hanya saja, dengan mampu memenuhi syarat dari Komdis PSSI yaitu membawa suporter yang menyalakan flare maka larangan pertandingan tanpa penonton saat menghadapi Mitra Kukar pada lanjutan delapan besar Indonesia Super Laegue (ISL) dicabut.
Dengan adanya kelonggaran ini pihak Persib maupun panitia penyelenggara pertandingan dituntut untuk berkerja keras yaitu memperketat penjagaan agar flare maupun atribut berbau rasial tidak masuk stadion.
"Kami akan memperketat pintu masuk ke stadion. Kami juga akan memperbanyak aparat yang mengawasi pergerakan suporter. Kami tidak ingin pertandingan besok ada masalah," kata Risha Adi Wijaya menambahkan.
Selain memperketat penjagaan, manajemen Persib Bandung juga akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat suporter akan bahaya penggunaan flare pada sebuah pertandingan maupun tidakan rasis. Sosialisasi akan dilakukan melalui media radio maupun media sosial.
Dengan dicabutnya sanksi dari Komdis PSSI maka para "bobotoh" atau penggemar diperbolehkan mendukung tim kesayangan mereka secara langsung. Apalagi laga melawan Mitra Kukar adalah pertandingan penting untuk mengamankan tiket semifinal ISL.
Sebelumnya pihak Arema Cronus juga melakukan hal yang sama. Dengan mampu mengindentifikasi pelaku yang menyalakan flare saat pertandingan Arema melawan Persipura akhirnya Komdis PSSI mencabut sanksi pertandingan tanpa penonton.
Selain mampu mengidentifikasi pelaku, manajemen Arema juga mengajukan 15 syarat yang dibuat sendiri. Jika tidak bisa dilakukan maka Komdis PSSI kemungkinan besar akan memberikan sanksi yang lebih berat. Kondisi yang sama berpeluang terjadi pada Persib.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: