Terjadi 226 kebakaran bangunan selama 2014
24 Oktober 2014 23:02 WIB
ilustrasi Kebakaran Rumah Padat Penduduk Sejumlah warga berada di atas atap rumah menyaksikan kebaran rumah penduduk di Jalan Sungai Limboto, Makassar, Sulsel, Selasa (7/10). (ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang)
Pekanbaru (ANTARA News) - Dinas Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, mencatat sepanjang Januari hingga Oktober 2014 telah terjadi 226 kasus kebakaran bangunan yang menyebabkan 12 orang meninggal dunia.
"Rata-rata penyebabnya adalah hubungan arus pendek listrik, selain juga ada akibat ledakan tabung gas dan hal lainnya," kata Kepala Bidang Kebakaran pada Dinas Pemadam Kebakaran (DKP) Pekanbaru, Zul Azmi kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.
Azmi mengatakan, tingginya jumlah kasus kebakaran bangunan seperti rumah, toko, dan lainnya di Pekanbaru disebabkan minimnya kewaspadaan pemilik atau penghuninya.
Seperti hubungan arus pendek listrik, menurut dia, seharusnya penghuni bangunan itu dapat mengantisipasinya dengan tidak menambah titik arus tanpa dilakukan oleh ahlinya.
"Kami juga mengimbau agar masyarakat dapat melakukan pemeriksaan berkala terhadap instalasi listrik di rumah atau toko karena kalau sudah terlalu tua umur instalasi itu, juga dapat memicu terjadinya kebakaran," katanya.
Dua kasus kebakaran bangunan terakhir terjadi dalam pekan ini, pertama pada Selasa (21/10), peristiwa itu menghanguskan satu unit rumah bertingkat di kawasan padat, Jalan Semangka, Kelurahan Kampung Tengah, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru, Riau, pukul 14.00 WIB.
Pada kebakaran rumah bertingkat ini, DKP Pekanbaru mendatangkan sembilan unit mobil pemadam dari kantor pusat dan juga yang mangkal di tiap kantor kecamatan.
Yang terakhir, peristiwa kebakaran menghanguskan sembilan unit rumah semi permanen berdinding kayu dan satu rumah permanen berdinding batu di Jalan AMD, RT 07/RW 5, Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Limapuluh, Kota Pekanbaru.
"Walau tidak ada korban jiwa, dua peristiwa kebakaran bangunan terakhir ditaksir telah mendatangkan kerugian hingga miliaran rupiah," kata Azmi.
Untuk menghindari terjadinya peristiwa serupa, Azmi mengimbau masyarakat untuk senantiasa waspada saat hendak meninggal rumah, terlebih untuk waktu yang lama.
Karena kata dia, dua kebakaran bangunan terakhir itu akibat rumah yang ditinggal kosong.
"Maka saat meninggalkan rumah, baiknya perhatikan listrik apakah sudah dalam keadaan baik, dan kompor dipastikan tidak menyala. Kemudian jangan sampai ada lilin yang menyala. Titipkan juga kepada tetangga terdekat bahwa rumah dalam keadaan kosong," katanya.
"Rata-rata penyebabnya adalah hubungan arus pendek listrik, selain juga ada akibat ledakan tabung gas dan hal lainnya," kata Kepala Bidang Kebakaran pada Dinas Pemadam Kebakaran (DKP) Pekanbaru, Zul Azmi kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.
Azmi mengatakan, tingginya jumlah kasus kebakaran bangunan seperti rumah, toko, dan lainnya di Pekanbaru disebabkan minimnya kewaspadaan pemilik atau penghuninya.
Seperti hubungan arus pendek listrik, menurut dia, seharusnya penghuni bangunan itu dapat mengantisipasinya dengan tidak menambah titik arus tanpa dilakukan oleh ahlinya.
"Kami juga mengimbau agar masyarakat dapat melakukan pemeriksaan berkala terhadap instalasi listrik di rumah atau toko karena kalau sudah terlalu tua umur instalasi itu, juga dapat memicu terjadinya kebakaran," katanya.
Dua kasus kebakaran bangunan terakhir terjadi dalam pekan ini, pertama pada Selasa (21/10), peristiwa itu menghanguskan satu unit rumah bertingkat di kawasan padat, Jalan Semangka, Kelurahan Kampung Tengah, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru, Riau, pukul 14.00 WIB.
Pada kebakaran rumah bertingkat ini, DKP Pekanbaru mendatangkan sembilan unit mobil pemadam dari kantor pusat dan juga yang mangkal di tiap kantor kecamatan.
Yang terakhir, peristiwa kebakaran menghanguskan sembilan unit rumah semi permanen berdinding kayu dan satu rumah permanen berdinding batu di Jalan AMD, RT 07/RW 5, Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Limapuluh, Kota Pekanbaru.
"Walau tidak ada korban jiwa, dua peristiwa kebakaran bangunan terakhir ditaksir telah mendatangkan kerugian hingga miliaran rupiah," kata Azmi.
Untuk menghindari terjadinya peristiwa serupa, Azmi mengimbau masyarakat untuk senantiasa waspada saat hendak meninggal rumah, terlebih untuk waktu yang lama.
Karena kata dia, dua kebakaran bangunan terakhir itu akibat rumah yang ditinggal kosong.
"Maka saat meninggalkan rumah, baiknya perhatikan listrik apakah sudah dalam keadaan baik, dan kompor dipastikan tidak menyala. Kemudian jangan sampai ada lilin yang menyala. Titipkan juga kepada tetangga terdekat bahwa rumah dalam keadaan kosong," katanya.
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: