Nairobi (ANTARA News) - Kenya berencana untuk melatih 30.000 tenaga kesehatan untuk pemindaian, pencegahan, pengendalian dan manajemen kasus Ebola, ujar juru bicara Kementerian Kesehatan setempat, Rabu.
Direktur Pelayanan Medik dari Kementerian Kesehatan Nicholas Muraguri mengatakan pelatihan ini didukung oleh 150 dokter spesialis dalam pengendalian penyakit menular yang disebar ke seluruh negeri.
"Ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk membangun fasilitas kesehatan dalam mengidentifikasi kasus-kasus yang dicurigai dan mengelola kasus infeksi," kata Muraguri.
Ebola sejauh ini telah menewaskan lebih dari 4.500 orang, terutama di negara-negara Afrika Barat seperti Liberia, Sierra Leone dan Guinea, meski pun tidak ada kasus Ebola telah dilaporkan di Kenya sejauh ini.
"Namun, Departemen Kesehatan ingin meyakinkan masyarakat bahwa pemerintah dalam siaga tinggi dan telah menerapkan langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan wabah Ebola," katanya di Nairobi.
"Kementerian kesehatan bekerja sama erat dengan para pemangku kepentingan telah mendirikan sistem untuk pengawasan Ebola dan manajemen kasus melalui Gugus Tugas Ebola Nasional dan Tim Koordinasi Multi-Departemen," tambah Muraguri.
Dia mengatakan pemindaian penumpang di semua pelabuhan masuk telah dilakukan secara intensif melalui pembentukan Komite Pemindai Penumpang yang menjamin pemindaian semua penumpang 100 persen.
Dokter terkemuka itu mengatakan rencananya untuk menginstal mesin pemindai suhu (Thermoscan) inframerah otomatis di bandara utama Kenya serta pintu masuk lainnya dalam rangka meningkatkan pendeteksian Ebola dan virus lainnya.
Kementerian Kesehatan Kenya saat ini sedang bekerja meningkatkan kesadaran masyarakat melalui media massa dan media sosial untuk memastikan bahwa semua warga Kenya mendapat informasi tentang Ebola, demikian laporan Xinhua.
(Uu.C003)
Kenya akan latih 30.000 pekerja kesehatan soal Ebola
23 Oktober 2014 16:11 WIB
Petugas kesehatan memindahkan jasad wanita yang tewas akibat virus Ebola di distrik Abeerden, Freetown, Sierra Leone, Selasa (14/10). (REUTERS/Josephus Olu-Mammah)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014
Tags: