Pengungsi Sinabung butuhkan beras 1,8 ton perhari
21 Oktober 2014 22:46 WIB
Erupsi Gunung Sinabung Gunung Sinabung kembali meluncurkan awan panas ketika terlihat di Desa Surbakti, Simpang Empat, Karo, Sumut, Jumat (17/10). (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)
Medan (ANTARA News) - Pengungsi erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara yang berada di 16 lokasi penampungan, saat ini membutuhkan logistik beras sebanyak 1,8 ton perhari.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Jhonson Tarigan dihubungi dari Medan, Selasa, mengatakan beras tersebut harus tetap tersedia setiap harinya, dan kemudian dikirimkan ke tempat penampungan mereka.
Dia menyebutkan, jika logistik beras tidak mencukupi, maka para pengungsi erupsi Sinabung akan kekurangan jatah makan mereka.
"Hal ini, jelas sangat memprihatinkan bagi pengungsi yang berada di penampungan," ujarnya.
Jhonson menyebutkan, para pengungsi tersebut mampu menghabiskan beras sebanyak 4,3 ton setiap bulannya dan belum lagi lauk pauk yang mereka butuhkan.
Oleh karena itu, katanya, Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) jangan sampai terlambat untuk mengirimkan bantuan logistik beras, karena hal ini menyangkut kebutuhan warga pengungsi.
"Bantuan beras tersebut menyangkut kemanusian dan kebutuhan orang banyak yang sedang menghadapi masalah bencana alam erupsi Gunung Sinabung," kata mantan Kabag HUmas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo.
Dia menambahkan, segala kebutuhan makan para pengungsi erupsi GunungSinabung, jangan sampai terkendala atau telambat dikirimkan.
Bahkan, ada sebanyak 3.287 jiwa atau 1.019 kepala keluarga (KK) pengungsi Sinabung yang masih tinggal di penampungan dan mereka berasal dari zona merah (daerah berbahaya), yakni Desa Sukameriah, Desa Bekerah dan Desa Simacem.
" Pemerintah Pusat harus tetap memperhatikan bantuan makanan para pengungsi erupsi Sinabung yang masih tinggal di penampungan," kata Jhonson.
Sebelumnya, Gunung Sinabung Kabupaten Karo masih berstatus Siaga alau Level III dan Minggu (12/10) terjadi guguran 142 kali.(*)
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Jhonson Tarigan dihubungi dari Medan, Selasa, mengatakan beras tersebut harus tetap tersedia setiap harinya, dan kemudian dikirimkan ke tempat penampungan mereka.
Dia menyebutkan, jika logistik beras tidak mencukupi, maka para pengungsi erupsi Sinabung akan kekurangan jatah makan mereka.
"Hal ini, jelas sangat memprihatinkan bagi pengungsi yang berada di penampungan," ujarnya.
Jhonson menyebutkan, para pengungsi tersebut mampu menghabiskan beras sebanyak 4,3 ton setiap bulannya dan belum lagi lauk pauk yang mereka butuhkan.
Oleh karena itu, katanya, Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) jangan sampai terlambat untuk mengirimkan bantuan logistik beras, karena hal ini menyangkut kebutuhan warga pengungsi.
"Bantuan beras tersebut menyangkut kemanusian dan kebutuhan orang banyak yang sedang menghadapi masalah bencana alam erupsi Gunung Sinabung," kata mantan Kabag HUmas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo.
Dia menambahkan, segala kebutuhan makan para pengungsi erupsi GunungSinabung, jangan sampai terkendala atau telambat dikirimkan.
Bahkan, ada sebanyak 3.287 jiwa atau 1.019 kepala keluarga (KK) pengungsi Sinabung yang masih tinggal di penampungan dan mereka berasal dari zona merah (daerah berbahaya), yakni Desa Sukameriah, Desa Bekerah dan Desa Simacem.
" Pemerintah Pusat harus tetap memperhatikan bantuan makanan para pengungsi erupsi Sinabung yang masih tinggal di penampungan," kata Jhonson.
Sebelumnya, Gunung Sinabung Kabupaten Karo masih berstatus Siaga alau Level III dan Minggu (12/10) terjadi guguran 142 kali.(*)
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: