Rachmawati --yang sering berbeda pendapat dengan kakak kandungnya itu-- memberi ilustrasi merunut sejarah. Waktu Soekarno --ayahnya-- diangkat sebagai pesiden pertama Indonesia, sang proklamator itu cuma memestakan dirinya dengan hanya makan sate di pinggir jalan.
Soekarno saat itu sudah mendapat pengawalan dari Polisi Pengawal Presiden dan mendapat aturan sesuai protokoler masa itu, namun dia memilih tetap memakan sate.
Menurut Rahmawati, ada cara yang lebih baik dan bermartabat bila melakukan syukuran atas pelantikan Jokowi sebagai presiden ketujuh Indonesia.
"Memang itu pesta rakyat, tapi bukan begitu, ini karena menghabiskan anggaran yang dimobilisasi sedemikian rupa oleh pendukung-pendukungnya," kata Rachmawati.
"Nach sedangkan sekian ratus juta rakyat lainya bagaimana? Jadi ini sangat bertentangan dengan jargonya Jokowi sendiri, tidak ada kesederhanaan," katanya.
Disebutkan Rahmawati, dia banyak mendapat SMS, yang isinya menyesalkan pesta rakyat semalam.
"Saya mendapat komplain-komplain lewat SMS, lewat telpon dan menyatakan bahwa ini sangat berlebihan dan sangat aneh," kata Rahmawati.
"Ini saya yakin yang mobilisasi adalah kapitalis, kalau dari akar rumput dari mana duitnya, dari mana uangnya kalau bukan dari para kapitalis yang bermain di Indonesia ini," kata dia.