Jakarta (ANTARA News) - Rachmawati Soekarnoputri, adik dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menilai, pesta rakyat yang semalam digelar di Silang Monas, Jakarta Pusat, bertentangan dengan jargon yang selama ini diutarakan Presiden Jokowi.

Rachmawati --yang sering berbeda pendapat dengan kakak kandungnya itu-- memberi ilustrasi merunut sejarah. Waktu Soekarno --ayahnya-- diangkat sebagai pesiden pertama Indonesia, sang proklamator itu cuma memestakan dirinya dengan hanya makan sate di pinggir jalan.


Soekarno saat itu sudah mendapat pengawalan dari Polisi Pengawal Presiden dan mendapat aturan sesuai protokoler masa itu, namun dia memilih tetap memakan sate.

Menurut Rahmawati, ada cara yang lebih baik dan bermartabat bila melakukan syukuran atas pelantikan Jokowi sebagai presiden ketujuh Indonesia.




Jokowi melaju ke kursi gubernur DKI Jaya dan kemudian ke Indonesia 1 memakai PDI Perjuangan sebagai kendaraan politiknya. Dalam banyak kesempatan di muka publik, Jokowi tampil sangat takzim kepada Megawati.

"Memang itu pesta rakyat, tapi bukan begitu, ini karena menghabiskan anggaran yang dimobilisasi sedemikian rupa oleh pendukung-pendukungnya," kata Rachmawati.

"Nach sedangkan sekian ratus juta rakyat lainya bagaimana? Jadi ini sangat bertentangan dengan jargonya Jokowi sendiri, tidak ada kesederhanaan," katanya.



"Bahwa saya melihat ini adalah satu kemenangan dari poksi kapitalis yang ada di Indonesia. Sangat melukai hati rakyat," ujar Rahmawati, di Jakarta, Selasa.

Disebutkan Rahmawati, dia banyak mendapat SMS, yang isinya menyesalkan pesta rakyat semalam.

"Saya mendapat komplain-komplain lewat SMS, lewat telpon dan menyatakan bahwa ini sangat berlebihan dan sangat aneh," kata Rahmawati.



"Ini saya yakin yang mobilisasi adalah kapitalis, kalau dari akar rumput dari mana duitnya, dari mana uangnya kalau bukan dari para kapitalis yang bermain di Indonesia ini," kata dia.