Jet tempur Prancis serang IS di Irak
21 Oktober 2014 11:49 WIB
Dokumentasi psawat tempur multi peran Dassault F1 Rafale M saat akan mendarat di satu kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat. Pesawat tempur bersayap delta ini memiliki komonalitas dan kompatibilitas sistem dengan sistem banyak negara. Varian Rafale M didedikasikan untuk pengoperasian dari kapal induk. (Dassault Aviation/gtsstatic.com)
Paris (ANTARA News) - Pesawat temput Prancis menyerang sasaran baru Negara Islam (IS) di sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad, selama satu operasi untuk mendukung pasukan darat Irak yang dikerahkan di wilayah Tikrit, kata Kementerian Pertahanan Prancis, di Paris, Senin (20/10).
Selama misi pengawasan di Tikrit, 200 kilometer di sebelah utara Baghdad, dua jet tempur Rafale menghancurkan dua truk milik Kelompok Daesh, kata kementerian tersebut di dalam satu pernyataan.
Serangan Prancis itu adalah yang operasi ketiga sejak Prancis bergabung dengan koalisi pimpinan AS untuk menindas petempur IS dan membantu memulihkan keamanan serta perdamaian di Irak.
Namun Paris menolak untuk mengerahkan pasukan darat di Irak.
Prancis telah mengirim pesawat tangker dan sembilan jet tempur untuk membantu menghancurkan sasaran IS, kata kementerian itu.
Petempur IS merebut sepertiga wilayah Irak dan kota besar utama di Suriah. Kelompok fanatik tersebut telah membuat ribuan orang meninggalkan tempat tinggal mereka dan membuat kestabilan wilayah itu terancam.
Selama misi pengawasan di Tikrit, 200 kilometer di sebelah utara Baghdad, dua jet tempur Rafale menghancurkan dua truk milik Kelompok Daesh, kata kementerian tersebut di dalam satu pernyataan.
Serangan Prancis itu adalah yang operasi ketiga sejak Prancis bergabung dengan koalisi pimpinan AS untuk menindas petempur IS dan membantu memulihkan keamanan serta perdamaian di Irak.
Namun Paris menolak untuk mengerahkan pasukan darat di Irak.
Prancis telah mengirim pesawat tangker dan sembilan jet tempur untuk membantu menghancurkan sasaran IS, kata kementerian itu.
Petempur IS merebut sepertiga wilayah Irak dan kota besar utama di Suriah. Kelompok fanatik tersebut telah membuat ribuan orang meninggalkan tempat tinggal mereka dan membuat kestabilan wilayah itu terancam.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: