Jakarta (ANTARA News) - Seniman Zak Sorga mengharapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan M. Jusuf Kalla memperhatikan kesenian teater yang semakin terpuruk akibat kurangnya pembinaan dari pemerintah.

"Saat ini, para seniman teater semakin berkurang karena sulit untuk mengelar panggung drama di masyarakat seiring tingginya biaya sewa gedung pergelaran teater, kurangnya sponsor pementasan teater dan lainnya," kata Pendiri Teater Kanvas, Zak Sorga di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan, kesenian teater merupakan salah satu budaya Indonesia dalam menyampaikan atau sosialisasi tentang program pemerintahan, sosial, politik, kerukunan umat agama, hukum, adat istidat suatu wilayah dan lainnya.

"Kami berharap pemerintahan baru dibawah kepemimpinan Jokowi ini, akan lebih baik dan memberi angin segar terhadap perkembangan kesenian teater di Indonesia," ujarnya.

Menurut dia, pementasan teater ini sangat efektif menyampaikan pesan kepada masyarakat, dibanding melalui sinetron, flim, media sosial dan lainnya yang dinilai kurang mendidik masyarakat khususnya generasi muda.

"Kesenian teater ini dapat dijadikan filter atau saringan kebudayaan-kebudayaan asing yang tidak mendidik, karena seni teater ini memiliki nilai-nilai keagamaan, pendidikan, kebudayaan, sosial dan nilai-nilai positif lainnya untuk membentuk mental generasi muda kedepannya," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, diharapkan pemerintahan baru nanti untuk memberikan ruang, mempermudah seniman untuk mengelar karya seninya, sehingga seniman dapat lebih meningkatkan gagasan seninya dalam meningkatkan sumber daya manusia dalam mencintai bangsanya.

"Penyampaian pesan dalam dialog teater bersandarkan hati nurani yang dikemas dengan aksi panggung dan bahasa yang santun, sehingga penonton dapat menyaksikan dengan nyaman tanpa disuguhi dialog yang tidak memaki tidak menghujat atau tidak menfitnah," ujarnya.

Teater Kanvas berdiri 1987, telah menunjukna kontribusinya dalam menghidupkan kegiatan akting panggung di Indonesia. Naskah yang pertama kali dipentaskan yaitu Stasiun Kubur Kubur.

Teater Kanvas ini, pada 1991, 1992 dan 1993 atau tiga tahun berturut-turut menjadi pemenang grup terbaik dalam festival teater Jakarta dan lebih dari 30 buah naskah drama pernah dipentaskan di Taman Ismail Marzuki, GKJ, kampus-kampus dan taman budaya di seluruh Indonesia.

Sebanyak 18 drama yang pernah ditulisnya antara lain, Stasiun Kubur Kubur (1985), Al-Jabar (1987), Reuni Orang Orang (1991), Berbiak Dalam Asbak (1992), Intifadhah (1995), Konspirasi (1996), Revolusi Burung (1997).

Selanjutnya, Blangwir Nyelonong di Priuk (1998), Melawan Arus Sepatu (1999), Eksodus? Tidak (1999), Pemilu di Desa Gandul (sebagai wakil Indonesia dalam festival seni enam negara 2004/2005 di GKJ) dan Penghuni Kapal Selam (2008).

(SDP-65/E001)