Imbauan Yudhoyono untuk Jokowi
20 Oktober 2014 19:51 WIB
Ani Yudhoyono memeluk Safa Aleyda siswi Sekolah Alam Cikeas yang mengalungkan karangan bunga kepada Mantan Ibu Negara tersebut dalam sambutan kepulangan keluarga mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke kediaman mereka di Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, seusai masa jabatannya berakhir. (ANTARA News/Gilang Galiarta)
Bogor (ANTARA News) - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono meminta pemerintahan baru menjaga tradisi suksesi kepemimpinan yang damai, bermartabat dan mulia.
Yudhoyono di Cikeas mengemukakan suksesi kepemimpinan dari pemerintahannya kepada Joko Widodo merupakan pertama kalinya memenuhi kriteria damai, bermartabat, dan mulia.
Hal itu disampaikan SBY saat memberikan sambutan di acara syukuran penyambutan kepulangannya ke kediaman di Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Senin.
"Ini tradisi yang baik, suksesi kepemimpinan dari saya ke Presiden baru kita, Pak Joko Widodo, untuk pertama kalinya damai, bermartabat dan mulia," katanya.
"Dari Presiden pertama Bung Karno (Sukarno -red) ke Pak Harto (Soeharto -red), itu belum bisa dikatakan damai, bermartabat dan mulia. Kemudian dari Pak Harto ke Pak BJ Habibie juga bjsa dibilang khas dan tidak normal.
"Dari Pak Habibie ke Presiden Gus Dur (Abdurahman Wahid) meski tidak terkait langsung, tapi tradisi itu belum terbentuk dengan baik. Dari Gus Dur ke Ibu Megawati, juga tidak normal karena saat itu ada krisis.
"Dari Ibu Mega ke saya sebetulnya tidak ada masalah, karena itu proses demokrasi dan saya dipilih oleh rakyat, namun sejarah mencatat dan Allah belum mengizinkan, boleh dikatakan belum damai bermartabat dan mulia. Terutama damai di hati," katanya.
Yudhoyono merujuk kepada catatan antara ia dengan Megawati yang selama ini sulit untuk bertemu baik secara fisik maupun politik.
Yudhoyono di Cikeas mengemukakan suksesi kepemimpinan dari pemerintahannya kepada Joko Widodo merupakan pertama kalinya memenuhi kriteria damai, bermartabat, dan mulia.
Hal itu disampaikan SBY saat memberikan sambutan di acara syukuran penyambutan kepulangannya ke kediaman di Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Senin.
"Ini tradisi yang baik, suksesi kepemimpinan dari saya ke Presiden baru kita, Pak Joko Widodo, untuk pertama kalinya damai, bermartabat dan mulia," katanya.
"Dari Presiden pertama Bung Karno (Sukarno -red) ke Pak Harto (Soeharto -red), itu belum bisa dikatakan damai, bermartabat dan mulia. Kemudian dari Pak Harto ke Pak BJ Habibie juga bjsa dibilang khas dan tidak normal.
"Dari Pak Habibie ke Presiden Gus Dur (Abdurahman Wahid) meski tidak terkait langsung, tapi tradisi itu belum terbentuk dengan baik. Dari Gus Dur ke Ibu Megawati, juga tidak normal karena saat itu ada krisis.
"Dari Ibu Mega ke saya sebetulnya tidak ada masalah, karena itu proses demokrasi dan saya dipilih oleh rakyat, namun sejarah mencatat dan Allah belum mengizinkan, boleh dikatakan belum damai bermartabat dan mulia. Terutama damai di hati," katanya.
Yudhoyono merujuk kepada catatan antara ia dengan Megawati yang selama ini sulit untuk bertemu baik secara fisik maupun politik.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
Tags: