Suatu sore di teras Istana Merdeka
20 Oktober 2014 07:12 WIB
Keliling Istana. Presiden Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) dan Presiden terpilih Joko Widodo (kedua kiri) melambaikan tangan kepada wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (19/10). Presiden Yudhoyono mengajak Presiden terpilih Joko Widodo berkeliling kompleks Istana Kepresidenan seperti Istana Merdeka, Kantor Presiden, Istana Negara dan Wisma Negara serta menyaksikan gladi bersih Upacara Penyambutan Kemiliteran Presiden. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Jam menunjukkan pukul empat sore, satu hari sebelum pelantikan presiden ketujuh RI, ketika iring-iringan mobil Joko Widodo tiba kompleks Istana Presiden Jakarta dan disambut oleh Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono.
SBY, demikian Yudhoyono akrab dipanggil satu dekade terakhir, mengenakan kemeja batik lengan pendek warna coklat, menyambut Joko Widodo yang sore itu mengenakan kemeja batik lengan panjang, kemudian keduanya memasuki Istana Merdeka.
Juru bicara Presiden SBY, Julian Aldrin Pasha, Minggu (19/10) menjelaskan Jokowi hadir di Istana Presiden Jakarta selain bersilaturahim dengan Presiden Yudhoyono juga diperkenalkan sejumlah fasilitas di Istana.
"Kemudian dilanjutkan dengan meninjau kantor Presiden yang digunakan untuk kegiatan Presiden seperti rapat kabinet dan menerima tamu serta melihat ruang kerja Presiden," kata Julian.
Julian menambahkan,"dilanjutkan dengan meninjau Istana Negara sebelum kembali menuju Istana Merdeka untuk menyaksikan persiapan acara penyambutan dan penghormatan kepada Presiden terpilih Joko Widodo setelah dilantik pada Senin 20 Oktober 2014."
Sebelum Joko Widodo tiba di Kompleks Istana Presiden pada Minggu (19/10) sore, pagi harinya, sebagaimana diunggah Ani Yudhoyono dalam akun instagramnya, SBY dan Ani Yudhoyono memeriksa sejumlah ruangan di Kompleks Istana Presiden Jakarta untuk memastikan kondisinya dalam keadaan baik dan juga siap diserahterimakan pada Presiden Ketujuh RI seusai dilantik pada Senin (20/10).
Dua Pemimpin
Ketika meninjau ruang sidang kabinet yang terletak di lantai dua kantor Presiden, SBY sempat meminta agar peta virtual yang bersumber dari layanan satelit Google Earth diaktifkan sehingga Joko Widodo mengetahui fasilitas yang biasanya digunakan saat rapat kabinet antara lain saat membahas penanggulangan bencana.
"Petanya bisa dinyalakan?," kata SBY.
Namun karena hari itu operator yang biasa mengarahkan layanan peta virtual itu tidak ada maka kemudian urung dinyalakan.
"Ya sudah tidak apa-apa," kata SBY.
Keduanya kemudian menuju lantai satu kantor presiden dan melihat-lihat ruang konferensi pers.
Sebelum menuju lantai satu, di ruangan di sebelah ruang sidang kabinet, ruangan yang biasa digunakan Presiden, Wapres dan para menteri untuk makan, SBY sempat bersenda gurau dengan Menko Perekonomian Chairul Tanjung mengenai menu makanan saat sidang kabinet.
"Bener tadi ruang makan, terus Pak SBY cerita, terus bilang gimana pak Chairul, saya bilang disiapinnya nasi kotak, bisa nasi padang, nasi ayam Suharti tapi biasanya nasi kotak. Lebih sering nasi kotak dari pada prasmanan ...hihihi," kata Chairul Tanjung saat menceritakan obrolannya dengan SBY saat di ruang makan itu kepada wartawan setelah peninjauan selesai.
Yudhoyono sore itu tampak "sumringah" menjelaskan hal-hal mengenai fasilitas pendukung kerja Presiden dan Jokowi mendengarkan secara seksama penjelasannya.
"Nah disini kita ada foto-foto Presiden dari setiap jaman. Kita sudah geserkan, tadinya foto saya disini, tapi semua sudah digeser, jadi ada satu tiang kosong untuk foto presiden berikutnya," kata SBY saat menunjukkan ruang utama Istana Negara yang kerap digunakan untuk acara resmi kenegaraan seperti pelantikan menteri dan penyerahan tanda jasa serta pengukuhan Paskibraka.
"Iya...ya," kata Jokowi.
"Wah terima kasih pak sudah disiapkan," kata Ketua Tim Transisi Rini Soemarmo yang mendampingi Jokowi sore itu.
Setelah hampir satu jam keduanya berkeliling Istana Presiden, SBY dan Jokowi, kemudian menuju teras depan Istana Merdeka untuk menyaksikan gladi bersih upacara pisah sambut Presiden RI keenam dan Presiden RI ketujuh.
Keduanya duduk berdampingan di kursi kayu berwarna coklat dan menyaksikan gladi bersih yang berlangsung sekitar 20 menit. Dua pemimpin Indonesia, Presiden yang kemudian mengakhiri masa jabatannya dan Presiden yang akan mengawali kepemimpinannya hingga lima tahun mendatang, bersama-sama menyaksikan gladi bersih acara yang akan menjadi tradisi transisi kepemimpinan nasional pada tahun-tahun berikutnya.
Pisah Sambut
Sejak menjelang pemilihan presiden 2014, Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono memang telah menyampaikan bahwa akan menyiapkan sebuah upacara untuk menyambut Presiden RI ketujuh di Istana Presiden Jakarta.
Dalam sejumlah kesempatan, SBY mengatakan hal itu dimaksudkan menjadi sebuah tradisi baru dalam transisi politik nasional. Meski beberapa pihak ada yang mempolemikkan usulan itu, namun Presiden RI ketujuh, Joko Widodo menyepakati usulan itu.
Duduk berdampingan di teras depan Istana Merdeka, kedua pemimpin itu menyaksikan gladi bersih acara pisah sambut. Beberapa kali SBY memberikan koreksi antara lain usai acara tidak perlu mantan presiden memperkenalkan staf kepada presiden baru.
Upacara pisah sambut itu sendiri, berlangsung singkat dan sederhana. Diawali dengan kedatangan Presiden RI ketujuh di Gerbang Depan sebelah Barat Istana Merdeka yang kemudian mantan Presiden telah menunggu di Istana Merdeka. Kemudian presiden yang baru dengan didampingi mantan presiden menuju podium kehormatan diiringi ibu negara dan mantan ibu negara.
Setelah menerima salam kebangsaan, Indonesia Raya, kemudian Presiden Joko Widodo didampingi mantan Presiden Yudhoyono melakukan inspeksi pasukan kehormatan yang terdiri dari unsur angkatan darat, laut, udara dan kepolisian serta Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres).
Setelah inspeksi selesai, acara pisah sambut pun selesai. Mantan Presiden Yudhoyono dan Ani Yudhoyono ditemani Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana menuju gerbang sebelah timur Istana Merdeka dan kemudian melepas kepergian Presiden RI keenam dan Ani Yudhoyono menuju kediaman pribadi di Cikeas.
Chairul Tanjung kepada wartawan mengatakan bahwa saat menunggu kedatangan Presiden Joko Widodo seusai pelantikan di Gedung MPR RI, mantan Presiden Yudhoyono beserta sejumlah menteri kabinet Indonesia Bersatu II menunggu di Gedung Sekretariat Negara.
"Ini juga penting setelah pulang dari Gedung MPR, Presiden SBY bukan Presiden lagi, jadi Pak SBY akan menunggu Pak Jokowi tidak di Istana. Tapi menunggu di Gedung Setneg, bersama para menterinya. Makan siang di Setneg juga, jadi tidak masuk istana. Menghindari karena beliau bukan presiden, jangan sampai ada omongan yang tidak enak. Itu sekitar jam setengah 12 siang. Jadi beliau tunggu dan makan siang bersama para menteri dan wamen yang sudah berhenti berdasarkan Keppres, Stafsus, UKP4, semua sudah tandatangan, tapi akan diundangkannya besok (Senin 20/10)," katanya.
Matahari belum tenggelam pada Minggu (19/10) sore itu, ketika jam menunjukkan pukul 17.30 WIB dan iring-iringan mobil Presiden RI ketujuh mulai bergerak meninggalkan Istana Merdeka diiringi lambaian tangan Presiden RI keenam.
Sore itu dan Senin (20/10) sejarah tengah ditulis, sebuah transisi kepemimpinan nasional yang jauh dari prasangka dan ketidaktulusan sedang berlangsung.
SBY, demikian Yudhoyono akrab dipanggil satu dekade terakhir, mengenakan kemeja batik lengan pendek warna coklat, menyambut Joko Widodo yang sore itu mengenakan kemeja batik lengan panjang, kemudian keduanya memasuki Istana Merdeka.
Juru bicara Presiden SBY, Julian Aldrin Pasha, Minggu (19/10) menjelaskan Jokowi hadir di Istana Presiden Jakarta selain bersilaturahim dengan Presiden Yudhoyono juga diperkenalkan sejumlah fasilitas di Istana.
"Kemudian dilanjutkan dengan meninjau kantor Presiden yang digunakan untuk kegiatan Presiden seperti rapat kabinet dan menerima tamu serta melihat ruang kerja Presiden," kata Julian.
Julian menambahkan,"dilanjutkan dengan meninjau Istana Negara sebelum kembali menuju Istana Merdeka untuk menyaksikan persiapan acara penyambutan dan penghormatan kepada Presiden terpilih Joko Widodo setelah dilantik pada Senin 20 Oktober 2014."
Sebelum Joko Widodo tiba di Kompleks Istana Presiden pada Minggu (19/10) sore, pagi harinya, sebagaimana diunggah Ani Yudhoyono dalam akun instagramnya, SBY dan Ani Yudhoyono memeriksa sejumlah ruangan di Kompleks Istana Presiden Jakarta untuk memastikan kondisinya dalam keadaan baik dan juga siap diserahterimakan pada Presiden Ketujuh RI seusai dilantik pada Senin (20/10).
Dua Pemimpin
Ketika meninjau ruang sidang kabinet yang terletak di lantai dua kantor Presiden, SBY sempat meminta agar peta virtual yang bersumber dari layanan satelit Google Earth diaktifkan sehingga Joko Widodo mengetahui fasilitas yang biasanya digunakan saat rapat kabinet antara lain saat membahas penanggulangan bencana.
"Petanya bisa dinyalakan?," kata SBY.
Namun karena hari itu operator yang biasa mengarahkan layanan peta virtual itu tidak ada maka kemudian urung dinyalakan.
"Ya sudah tidak apa-apa," kata SBY.
Keduanya kemudian menuju lantai satu kantor presiden dan melihat-lihat ruang konferensi pers.
Sebelum menuju lantai satu, di ruangan di sebelah ruang sidang kabinet, ruangan yang biasa digunakan Presiden, Wapres dan para menteri untuk makan, SBY sempat bersenda gurau dengan Menko Perekonomian Chairul Tanjung mengenai menu makanan saat sidang kabinet.
"Bener tadi ruang makan, terus Pak SBY cerita, terus bilang gimana pak Chairul, saya bilang disiapinnya nasi kotak, bisa nasi padang, nasi ayam Suharti tapi biasanya nasi kotak. Lebih sering nasi kotak dari pada prasmanan ...hihihi," kata Chairul Tanjung saat menceritakan obrolannya dengan SBY saat di ruang makan itu kepada wartawan setelah peninjauan selesai.
Yudhoyono sore itu tampak "sumringah" menjelaskan hal-hal mengenai fasilitas pendukung kerja Presiden dan Jokowi mendengarkan secara seksama penjelasannya.
"Nah disini kita ada foto-foto Presiden dari setiap jaman. Kita sudah geserkan, tadinya foto saya disini, tapi semua sudah digeser, jadi ada satu tiang kosong untuk foto presiden berikutnya," kata SBY saat menunjukkan ruang utama Istana Negara yang kerap digunakan untuk acara resmi kenegaraan seperti pelantikan menteri dan penyerahan tanda jasa serta pengukuhan Paskibraka.
"Iya...ya," kata Jokowi.
"Wah terima kasih pak sudah disiapkan," kata Ketua Tim Transisi Rini Soemarmo yang mendampingi Jokowi sore itu.
Setelah hampir satu jam keduanya berkeliling Istana Presiden, SBY dan Jokowi, kemudian menuju teras depan Istana Merdeka untuk menyaksikan gladi bersih upacara pisah sambut Presiden RI keenam dan Presiden RI ketujuh.
Keduanya duduk berdampingan di kursi kayu berwarna coklat dan menyaksikan gladi bersih yang berlangsung sekitar 20 menit. Dua pemimpin Indonesia, Presiden yang kemudian mengakhiri masa jabatannya dan Presiden yang akan mengawali kepemimpinannya hingga lima tahun mendatang, bersama-sama menyaksikan gladi bersih acara yang akan menjadi tradisi transisi kepemimpinan nasional pada tahun-tahun berikutnya.
Pisah Sambut
Sejak menjelang pemilihan presiden 2014, Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono memang telah menyampaikan bahwa akan menyiapkan sebuah upacara untuk menyambut Presiden RI ketujuh di Istana Presiden Jakarta.
Dalam sejumlah kesempatan, SBY mengatakan hal itu dimaksudkan menjadi sebuah tradisi baru dalam transisi politik nasional. Meski beberapa pihak ada yang mempolemikkan usulan itu, namun Presiden RI ketujuh, Joko Widodo menyepakati usulan itu.
Duduk berdampingan di teras depan Istana Merdeka, kedua pemimpin itu menyaksikan gladi bersih acara pisah sambut. Beberapa kali SBY memberikan koreksi antara lain usai acara tidak perlu mantan presiden memperkenalkan staf kepada presiden baru.
Upacara pisah sambut itu sendiri, berlangsung singkat dan sederhana. Diawali dengan kedatangan Presiden RI ketujuh di Gerbang Depan sebelah Barat Istana Merdeka yang kemudian mantan Presiden telah menunggu di Istana Merdeka. Kemudian presiden yang baru dengan didampingi mantan presiden menuju podium kehormatan diiringi ibu negara dan mantan ibu negara.
Setelah menerima salam kebangsaan, Indonesia Raya, kemudian Presiden Joko Widodo didampingi mantan Presiden Yudhoyono melakukan inspeksi pasukan kehormatan yang terdiri dari unsur angkatan darat, laut, udara dan kepolisian serta Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres).
Setelah inspeksi selesai, acara pisah sambut pun selesai. Mantan Presiden Yudhoyono dan Ani Yudhoyono ditemani Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana menuju gerbang sebelah timur Istana Merdeka dan kemudian melepas kepergian Presiden RI keenam dan Ani Yudhoyono menuju kediaman pribadi di Cikeas.
Chairul Tanjung kepada wartawan mengatakan bahwa saat menunggu kedatangan Presiden Joko Widodo seusai pelantikan di Gedung MPR RI, mantan Presiden Yudhoyono beserta sejumlah menteri kabinet Indonesia Bersatu II menunggu di Gedung Sekretariat Negara.
"Ini juga penting setelah pulang dari Gedung MPR, Presiden SBY bukan Presiden lagi, jadi Pak SBY akan menunggu Pak Jokowi tidak di Istana. Tapi menunggu di Gedung Setneg, bersama para menterinya. Makan siang di Setneg juga, jadi tidak masuk istana. Menghindari karena beliau bukan presiden, jangan sampai ada omongan yang tidak enak. Itu sekitar jam setengah 12 siang. Jadi beliau tunggu dan makan siang bersama para menteri dan wamen yang sudah berhenti berdasarkan Keppres, Stafsus, UKP4, semua sudah tandatangan, tapi akan diundangkannya besok (Senin 20/10)," katanya.
Matahari belum tenggelam pada Minggu (19/10) sore itu, ketika jam menunjukkan pukul 17.30 WIB dan iring-iringan mobil Presiden RI ketujuh mulai bergerak meninggalkan Istana Merdeka diiringi lambaian tangan Presiden RI keenam.
Sore itu dan Senin (20/10) sejarah tengah ditulis, sebuah transisi kepemimpinan nasional yang jauh dari prasangka dan ketidaktulusan sedang berlangsung.
Oleh Panca Hari Prabowo
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014
Tags: