Etape terakhir "Tour Ijen" sisakan 65 pebalap
19 Oktober 2014 11:16 WIB
Pebalap sepeda Peter Pouly (tengah), Askari Hossein (kiri), dan Zargafi Amir berfoto usai menerima hadiah dalam "International Tour De Banyuwangi Ijen", Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (18/10). Etape ketiga dengan rute Muncar-Ijen sepanjang 201,7 kilometer dimenangi pebalap sepeda Peter Pouly dari Singha Infinite Cycling Thailand, tempat kedua diduduki Askari Hossein dari Pishgaman Yazd Cycling Iran, dan posisi ketiga ditempati Zargafi Amir dari Pishgaman Yazd Cycling Iran. ( ANTARA FOTO/Seno)
Banyuwangi (ANTARA News) - Perlombaan etape terakhir "International Tour de Banyuwangi Ijen 2014" dari Kalibaru menuju finis di depan kantor Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, menyisakan sebanyak 65 pebalap, setelah tiga peserta gagal finis pada etape sebelumnya.
Etape ketiga sejauh 140,5 kilometer melewati jalur datar dan memasuki kilometer 54,71 di depan kantor pemkab, para pebalap langsung melanjutkan balapan mengelilingi jalanan Kota Banyuwangi (kriterium) sebanyak 12 putaran, dengan perebutan poin pada empat intermediate sprint.
Pada balapan etape terakhir yang dimulai start pukul 12.30 WIB, para pebalap dan tim terutama yang sedang memimpin lomba, kemungkinan akan berlomba aman untuk mempertahankan posisinya pada klasemen akhir.
Hingga menyelesaikan etape ketiga Muncar-Kawah Ijen sejauh 201,7 kilometer, Sabtu (18/10), pebalap Prancis dari tim Singha Infinite Cycling Thailand Peter Pouly memimpin klasemen sementara (yellow jersey) dengan catatan waktu 13 jam 34 menit 09 detik.
Pouly unggul 55 detik dari Hossein Askari (Pishgaman Yazd Iran). Kemenangan Peter Pouly pada "etape neraka" Muncar-Kawah Ijen, Sabtu (18/10), mendongkrak posisinya naik ke puncak klasemen.
Ia tidak hanya merebut kaus kuning, tetapi juga kaus polkadot sebagai raja tanjakan dengan mengumpulkan 27 poin. Posisi ini tidak akan berubah hingga balapan berakhir, karena tidak ada lagi perebutan poin king of mountain pada etape terakhir.
Sejak etape pertama hingga ketiga, pemegang kaus kuning selalu berganti. Sebelumnya, Takei Kyosuke dari tim Singha Infinite Thailand menjadi pebalap pertama yang merebutnya, namun Rastra Patria Dinawan dari tim Pegasus Continental Indonesia mengambil alih posisi terdepan tersebut pada etape kedua.
Rastra Patria pun hanya sehari merasakan memakai kaus kuning setelah hanya finis di urutan ke-24 pada etape ketiga dengan selisih waktu jauh, sehingga harus merelakan posisinya diambil alih Peter Pouly.
Namun, Rastra Patria masih memegang kaus hijau (green jersey) sebagai raja sprint dengan mengoleksi 14 poin, unggul 4 poin dari Vazquez Angel De Julian dari tim 7 Eleven Roadbike Filipina.
"Target saya sekarang mempertahankan kaus hijau itu di etape terakhir, karena kalau untuk mengejar kaus kuning jelas sudah tidak mungkin," kata Rastra.
Sementara pada kategori tim, Tabriz Petrochemical di ambang mempertahankan gelar juara Tour de Banyuwangi Ijen. Tim kontinental Iran itu berada di depan dengan mengoleksi total waktu 40 jam 50 menit 33 detik.
Tabriz mengungguli pesaing terberatnya Pishgaman Yazd Iran yang tertinggal 1 menit 55 detik. Tiga pebalap Tabriz yakni Amir Kolahdozhagh, Mirsamad Pourseyedigolakhour dan Ghader Mizbani yang masuk finis sepuluh besar pada etape ketiga, menjadi penentu keunggulan setelah pada dua etape sebelumnya masih terseok-seok.
Ketiga climber (pebalap spesilias tanjakan) Tabriz itu, sukses menaklukkan jalur menanjak hors categorie menuju finis di Pos Paltuding, kawasan objek wisata Kawah Ijen, yang memiliki ketinggian hingga 1.850 meter di atas permukaan laut dan kemiringan 45 derajat.
Ada tiga pebalap yang gagal menyelesaikan balapan "etape neraka" tersebut, yakni Projo Waseso (United Bike Kencana), Vincent Ang (Singha Infinite) dan Stefan Linne Jorgensen (Timnas Denmark). Sedangkan dari kategori pebalap Indonesia, Bambang Suryadi dari Tim Jatim berada di posisi terdepan dan berhak mengenakan kaus Merah Putih.
Etape ketiga sejauh 140,5 kilometer melewati jalur datar dan memasuki kilometer 54,71 di depan kantor pemkab, para pebalap langsung melanjutkan balapan mengelilingi jalanan Kota Banyuwangi (kriterium) sebanyak 12 putaran, dengan perebutan poin pada empat intermediate sprint.
Pada balapan etape terakhir yang dimulai start pukul 12.30 WIB, para pebalap dan tim terutama yang sedang memimpin lomba, kemungkinan akan berlomba aman untuk mempertahankan posisinya pada klasemen akhir.
Hingga menyelesaikan etape ketiga Muncar-Kawah Ijen sejauh 201,7 kilometer, Sabtu (18/10), pebalap Prancis dari tim Singha Infinite Cycling Thailand Peter Pouly memimpin klasemen sementara (yellow jersey) dengan catatan waktu 13 jam 34 menit 09 detik.
Pouly unggul 55 detik dari Hossein Askari (Pishgaman Yazd Iran). Kemenangan Peter Pouly pada "etape neraka" Muncar-Kawah Ijen, Sabtu (18/10), mendongkrak posisinya naik ke puncak klasemen.
Ia tidak hanya merebut kaus kuning, tetapi juga kaus polkadot sebagai raja tanjakan dengan mengumpulkan 27 poin. Posisi ini tidak akan berubah hingga balapan berakhir, karena tidak ada lagi perebutan poin king of mountain pada etape terakhir.
Sejak etape pertama hingga ketiga, pemegang kaus kuning selalu berganti. Sebelumnya, Takei Kyosuke dari tim Singha Infinite Thailand menjadi pebalap pertama yang merebutnya, namun Rastra Patria Dinawan dari tim Pegasus Continental Indonesia mengambil alih posisi terdepan tersebut pada etape kedua.
Rastra Patria pun hanya sehari merasakan memakai kaus kuning setelah hanya finis di urutan ke-24 pada etape ketiga dengan selisih waktu jauh, sehingga harus merelakan posisinya diambil alih Peter Pouly.
Namun, Rastra Patria masih memegang kaus hijau (green jersey) sebagai raja sprint dengan mengoleksi 14 poin, unggul 4 poin dari Vazquez Angel De Julian dari tim 7 Eleven Roadbike Filipina.
"Target saya sekarang mempertahankan kaus hijau itu di etape terakhir, karena kalau untuk mengejar kaus kuning jelas sudah tidak mungkin," kata Rastra.
Sementara pada kategori tim, Tabriz Petrochemical di ambang mempertahankan gelar juara Tour de Banyuwangi Ijen. Tim kontinental Iran itu berada di depan dengan mengoleksi total waktu 40 jam 50 menit 33 detik.
Tabriz mengungguli pesaing terberatnya Pishgaman Yazd Iran yang tertinggal 1 menit 55 detik. Tiga pebalap Tabriz yakni Amir Kolahdozhagh, Mirsamad Pourseyedigolakhour dan Ghader Mizbani yang masuk finis sepuluh besar pada etape ketiga, menjadi penentu keunggulan setelah pada dua etape sebelumnya masih terseok-seok.
Ketiga climber (pebalap spesilias tanjakan) Tabriz itu, sukses menaklukkan jalur menanjak hors categorie menuju finis di Pos Paltuding, kawasan objek wisata Kawah Ijen, yang memiliki ketinggian hingga 1.850 meter di atas permukaan laut dan kemiringan 45 derajat.
Ada tiga pebalap yang gagal menyelesaikan balapan "etape neraka" tersebut, yakni Projo Waseso (United Bike Kencana), Vincent Ang (Singha Infinite) dan Stefan Linne Jorgensen (Timnas Denmark). Sedangkan dari kategori pebalap Indonesia, Bambang Suryadi dari Tim Jatim berada di posisi terdepan dan berhak mengenakan kaus Merah Putih.
Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: